"Ini hadiahku, mana hadiahmu?" Rasanya inilah ungkapan yang nyaman kuucapkan untukku di hari istimewa negeri tercintaku, Indonesia. Bukan sok-sokan, apalagi menantang. Karena sejatinya aku ingin menghibur diriku, keluargaku, juga teman-temanku. Siapa yang tidak lelah, gundah dan begah dengan adanya pandemi berkepanjangan yang tak tahu kapan berakhir.
Tahun ini adalah tahun kedua peringatan hari ulang tahun Republik Indonesia di era pandemi. Suasana penuh keprihatinan masih menyelimuti seluruh elemen bangsa.
Berbagai cara telah ditempuh untuk memutus rantai penyebaran virus tak kasat mata tersebut. Ikhtiar tiada henti dilakukan dan doapun tak jeda dilangitkan. Hanya satu pinta yang dihunjukkan"badai segera berlalu".
Sudah berapa kisah pilu yang kita dengar. Ambulan yang meraung-raung hampir setiap saat, seolah sudah menjadi pemandangan biasa bagi kita.
Pengumuman kematian dari mikrofon masjid atau berita duka di berbagai grup medsos sudah menjadi asupan harian bagi kita. Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. Semua pasrah dalam kuasa-Nya.
Peringatan HUT RI yang akrab disebut agustusan ini kembali terasa hambar. Belum ada lagi lomba balap karung, makan krupuk, lari kelereng, dan sebagainya yang biasa meramaikan event tahunan tersebut. Tidak mustahil jika semua kangen. Sebuah kerinduan yang membuncah dan tak tahu kepada siapa harus ditumpahkan.
Namun, tentu sudah bukan saatnya saling menyalahkan. Bukankah selain musibah pandemi juga bertabur hikmah? Seperti halnya agustusan, pandemi juga berbagi hadiah. Aku pun turut merasakannya. Mungkin bagi orang lain ini biasa saja, tapi bagiku sangat istimewa.
1. Terpapar covid 19
Bagaimana perasaan anda saat dinyatakan positif terpapar covid 19? Tentu saja ada berbagai macam ungkapan dari mereka yang pernah merasakannya. Hal ini sangat tergantung dari kondisi masing-masing. Bagi mereka yang OTG, tidak bergejala mungkin sensasinya tidak begitu terasa.