Lihat ke Halaman Asli

Corona, Antara Ikhtiar dan Tawakal

Diperbarui: 17 Maret 2020   15:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rapat koordinasi penanganan covid 19

Saat ini, tidak ada yang lebih viral dari virus yang satu ini. Apa lagi kalau bukan corona virus disease 2019  atau disingkat Covid 19. Masyarakat menyebutnya virus corona. 

Virus yang berasal dari Wuhan, sebuah kota di China ini ditemukan pada pertengahan bulan Desember 2019. Virus ini telah menginfeksi lebih dari 100 negara di dunia termasuk Indonesia dan mengakibatkan lebih dari 6.400 orang meninggal dunia. Sehingga WHO menyatakan virus ini sebagai pandemi. Artinya, virus ini menyebar ke hampir seluruh dunia dan populasi dunia kemungkinan akan terkena infeksi yang diakibatkan oleh virus ini.

Tidak mengherankan jika situasi ini membuat gempar seluruh penduduk dunia. Beberapa negara yang terjangkit virus ini sudah mengambil langkah-langkah antisipatif untuk meminimalisir dampak dari terjangkitnya virus ini. 

Dari melakukan pengobatan dan mengisolasi pasien yang dinyatakan positif, melakukan pemantauan dan pengawasan intensif terhadap pasien yang diduga terinfeksi covid 19 bahkan yang sehat sekalipun diminta untuk mengisolasi diri selama 14 hari sampai pada penerapan status lock down, yakni situasi di mana orang tidak diizinkan masuk atau meninggalkan area karena sebuah keadaan darurat.

Juru bicara pemerintah Indonesia untuk penanganan virus Corona, Achmad Yurianto, mengatakan sudah ada 117 orang yang positif covid-19 di Indonesia per Senin, 16 Maret 2020 pukul 05.00 WIB. 

Kondisi demikian menimbulkan berbagai reaksi di kalangan masyarakat Indonesia dalam mensikapi wabah ini. Sebagian masyarakat langsung panik, takut, khawatir akan terjangkitnya virus ini. Di sisi lain ada juga masyarakat yang acuh tak acuh. Ada pula yang berada di posisi antara keduanya, tetap waspada namun tidak panik dan menyerahkan urusan kepada Allah dengan berdoa memohon perlindungan kepada-Nya.

Berbagai sikap masyarakat semakin beragam dan ramai diperbincangkan bahkan menjadi perdebatan dengan munculnya aneka postingan di media sosial, baik hoax maupun benar adanya. 

Tentu saja hal ini semakin memperkeruh suasana dan bagi pihak tertentu akan semakin panik. Kepanikan ini justru membuka peluang terjangkitnya virus tanpa mereka sadari. Judul-judul postingan yang provokatif dengan membawa agama semakin memperburuk suasana. 

Seperti 'Jangan takut pada corona, takutlah kepada Allah', 'Kemungkinan mati karena corona hanya 1 %, namun kemungkinan malaikat Izrail mencabut nyawa itu 100 %', dan masih banyak lagi. 

Di sisi lain, ada pula postingan mendamaikan yang mengajak semua pihak untuk tetap waspada, namun tidak panik dan terus memohon kepada Allah agar terlindungi dari virus ini dan wabah segera berlalu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline