Life Skill merupakan kecakapan yang digunakan untuk bertahan hidup dan beradaptasi dengan lingkungan sosial. Pendidikan di Indonesia memanfaatkan life skill untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu menjawab tantangan globalisasi. Mengajarkan kecakapan hidup membantu siswa memperoleh keterampilan dan modal penting untuk hidup mandiri dan bertahan hidup di lingkungannya.
Dengan mengajarkan kecakapan hidup,diharapkan anak menjadi mampu menjaga diri (self-help), membangun citra diri (self-image), memperluas kesadaran diri (self-knowledge), dan pada akhirnya Mampu membantu orang lain sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab sebagai individu dan sebagai makhluk sosial (social skill).
Implementasi Life Skill dalam pembelajaran di sekolah-sekolah Indonesia merupakan aspek penting dalam proses pendidikan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pengajaran kecakapan hidup harus disesuaikan dengan konteks lokal di mana pelatihan dilakukan. Misalnya, siswa yang tinggal di perkotaan atau metropolitan akan memerlukan keterampilan hidup yang berbeda dibandingkan siswa yang tinggal di pedesaan.
Pentingnya pembelajaran kecakapan hidup (life skill) bagi siswa sekolah adalah sebagai berikut:
- Memberi kesempatan kepada sekolah guna mengembangkan pembelajaran yang fleksibel
- Membantu seseorang menyelesaikan permasalahan hidup secara alami: kecakapan hidup membantu seseorang menjadi pribadi yang lebih tangguh, kuat, dan mampu menjalani hidupnya. Life skill sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama di era modernisasi yang semakin meningkat dan persaingan yang semakin ketat.
- Jika siswa memiliki hobi atau minat, sebaiknya gali berdasarkan potensi, minat, dan hobi anak agar bisa sukses.Apabila seseorang mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya, maka ia akan sukses dalam hal materi. Kemungkinan berupa hobi, minat, dan bakat diwujudkan dalam kecerdasan .
- Mengembangkan kecakapan akademik yang akan mendukung kemandirian setiap siswa.
Pembelajaran Life Skill diSekolah
Pembelajaran kecakapan hidup dimulai dengan memperkaya kesadaran diri (self-awareness) setiap siswa, membentuk citra diri yang positif, dan memotivasi siswa untuk bertanggung jawab terhadap kesehatan dan kesejahteraan dirinya. Langkah selanjutnya adalah mengajarkan siswa untuk berinteraksi secara sehat dengan orang lain. Tata krama yang baik diperlukan untuk menghargai diri sendiri dan orang lain. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka sangat penting dilaksanakan pendidikan moral di sekolah.
Pembelajaran kecakapan hidup menjanjikan peluang yang ditargetkan bagi guru dan orang tua untuk menanamkan pengetahuan dan keterampilan kepada anak-anak. Program Life Skill terkait dengan semua aspek pengalaman yang terdapat disekolah. Program ini digunakan oleh guru dan siswa untuk menilai kinerja baik secara individu maupun kelompok, memberikan pemahaman tentang perilaku sosial yang mendukung keberhasilan .
Model pembelajaran terpadu (integrated learning) dan pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) atau CTL merupakan model pembelajaran yang mengarah pada terbentuknya kecakapan hidup . Model pendidikan realistis (realistic education) yang dikembangkan saat ini juga merupakan upaya untuk mengatur pendidikan sesuai dengan kebutuhan aktual peserta didik, dan menggunakan hasilnya untuk membimbing peserta didik melalui situasi kehidupan yang akan dihadapinya.
Kesimpulan dari pembahasan diatas adalah, Life Skill ialah kemampuan juga pengetahuan seseorang untuk berani menghadapi problema hidup serta kehidupan dengan proaktif mencari juga menemukan solusi hingga akhirnya mampu mengatasinya dengan kemampuan berinteraksi serta beradaptasi pada orang lain, keterampilan mengambil keputusan,dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi, berfikir kritis, berfikir kreatif, berkomunikasi yang baik, kesadaran diri, berempati dengan teman sebaya, mengatasi emosi.Untuk mencapai kecakapan hidup memerlukan model penilaian autentik (authentic assessment), yaitu penilaian berupa tindakan siswa yang menerapkan apa yang telah dipelajarinya ke dalam kehidupan nyata. Setidaknya dalam bentuk Shadow Authentic, yaitu berupa tugas proyek/kegiatan untuk menyelesaikan permasalahan yang sebenarnya muncul di masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H