udah lama ga nuulis, gatel sih tapi suasana kompasiana akhir2 ini membuat saya malas selain itu entah kenapa saya juga enggan nulis. padahal lagi penting harus nulis kejar deadline..... ah sial.
tulisan pendek ini biar jadi titik tolak lagi untuk konsisten kembali ke keyboard dan layar monitor...
semangat.
-----------------------------------------------------------------------------
sebagai awal, semangat baru, sebuah puisi-prosa
BINGKAI
wajahmu halus, rupa warna anak manusia, putih bersih kuning langsat hitam mengkilat, terlukis indah dalam kanvas, wajahmu wajah rupa anak manusia. wajah-wajah rupawan penikmat surga dunia. mimpi gilamu menguasai dunia, neraka hina menjadi penantian, akhir hayat kehidupan.
kanvas menjadi raga, bingkai surga tercipta, meildungi dari noda setiap sisi manusia. bingkai adalah pelindung, bingkai adalah benteng, bingkai adalah sisi dari isi, bingkai adalah ilmu, bingkai adalah iman, bingkai adalah hati bingkai adalah nurani. bingkai adalah tempat bersemayam.
Tuhan menciptakan manusia adalah kerangka, dan kerangka ini bergerak dan berlari membentuk rupa diri dalam kanvas. kanvas dalam bingkai. bingkai adalah pedoman bingkai adalah peraturan, bingkai membuat mengerti batasan nilai. bingkai adalah penghias.
kau ganti bingkaimu kau ganti pedomanmu kau ganti hatimu kau hilangkan pertahananmu. dalam bingkai kau hidup, dalam bingkai kau ada, karena bingka membuatmu menjadi lebih bermakna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H