Lihat ke Halaman Asli

Aziz Abdul Ngashim

pembaca tanda dan angka

Marhaban Ya Rajab

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Salam Indonesia

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan; dalam ketetapan Allah, sejak hari Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan yang dihormati. Demikian itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu (dalam bulan yang empat itu)……”

Rukyatul hilal penentuan awal bulan Rajab dilakukan pada Sabtu sore, 29 Jumadil Akhir bertepatan dengan 12 Juni kemarin, di beberapa titik rukyatul hilal seluruh Indonesia. Hasilnya, hilal tak tampak sehingga bulan Jumadil Akhir digenapkan menjadi 30 hari sesuai dengan kaidah istikmal. Maka 1 Rajab 1431 baru terjadi hari Senin 14 juni 2010. Pada saat diadakan rukyatul hilal Sabtu kemarin secara hisab memang posisi bulan masih di bawah ufuk, tepatnya 1043’ sehingga tidak mungkin hilal bisa tampak. Namun rukyatul hilal tetap dilaksanakan sebagai prasyarat penentuan awal bulan. Hasil rukyat di Samarinda pada hari Ahad hilal pada posisi 6 sampai 7 derajat. (Lajnah Falakiyah)

Marhaban Ya Rajab, mungkin kata-kata ini tidaklah familiar didengar. memang betul karena kita terbiasa mengucapkan Marhaban Ya Ramadhan untuk menyambut datangnya bulan puasa itu, tapi jangan lupa bahwa bulan suci tidaklah hanya Ramadhan saja, tapi begitu juga dengan bulan Rajab yang termasuk dalam bulan haram (harom: mulia), maka tak salah jika kita ucapkan Marhaban Ya Rajab. Bulan Haram pada ayat di atas ialah bulan yang dihormati dan dimuliakan oleh al-Quran, mayoritas ahli tafsir mengemukakan bahwa ada empat bulan haram (mulia) yaitu Dzul Qa'dah, Dzul Hijjah, Muharram, dan Rajab.

banyak kisah yang terjadi pada bulan ini, diantaranya hijrah pertama ke Habsyah (Ethiopia) yang waktu itu beranggotakan 14 orang termasuk didalamnya ada Saidina Othman ra beserta istrinya Ruqoiah binti Muhammad SAW. selain itu bulan rajab juga menjadi saksi kelahiran seorang pemuda cerdas dan tangkas bernama Ali Bin Abi Tholib di dalam Ka'bah. satu-satunya manusia yang lahir di dalam Ka'bah dan tumbuh besar dalam pangkuan dan bimbingan Rosullulah.

Tapi yang paling dikenang dalam bulan Rajab adalah peristiwa Isra dan Mi'raj Nabiyullah Muhammad SAW Isra’ ialah perjalanan malam Rasulullah Saww dari Masjidil Haram (Mekkkah) ke Masjidil Aqsha (Palestina). Mi’raj ialah dari Masjidil Aqsha, Rasulullah meneruskan perjalanannya ke alam langit menuju Sidratul Muntaha. Ketika di Sidratul Muntaha, Rasulullah Saw hanya sendirian dan malaikat Jibril hanya sampai di bawah Sidratul Muntaha karena sudah tidak mampu untuk naik bersama Rasulullah Saw ke Sidratul Muntaha. Di Sidratul Muntaha, Rasulullah Saw menerima perintah langsung dari Allah Swt untuk melaksanakan Shalat Fardhu 5 waktu dalam sehari semalam. Setelah itu Rasulullah Saww kembali lagi ke Masjidil Haram di Makkah. Menurut suatu riwayat, semua rangkaian peristiwa yang luar biasa menakjubkan tersebut hanya ditempuh dalam waktu sepertiga malam.

"Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha (Baitul Maqdis) yang Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami memperlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat" (QS. 17 : 1).


Bulan Rajab inilah tonggak utama Islam didirikan, yaitu tiang agama berupa Sholat. serta menjadi Rukun Islam kedua setelah Syahadat yang merupakan sebuah kesaksian tanda seseorang masuk Islam. Rajab menimpan begitu banyak misteri dan keberkahan, bahkan di sunahkan untuk minimal puasa sunnah satu kali pada bulan ini. Bulan Rajab juga merupakan starting awal untuk menghadapi Bulan Suci Ramadhan.

Rasulullah saw bersabda:
“…Bulan Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku…”(Mafatihul Jinan, bab 2, Sya’ban)


Rajab terdiri dari tiga huruf akronim yaitu : Ra' dari kalimah  (rahmat Allah),  Jim dari kalimah   jinayatul-'abd (kesalahan hamba Allah), dan Ba' dari kalimah  birrullah (kebajikan Allah). Bulan Rajab disebut juga  dengan  nama Al-Summun artinya tuli. Tuli disini bermakna tidak dapat mendengar bunyi senjata karena peperangan diharamkan sepanjang bulan Rajab.

Bulan Rajab, sungguh mengajarkan kepada kita bahwa kita Allah pasti memiliki rencana, kelak kita akan mensyukuri sebuah karunia setelah berbagai cobaan yang kita rasakan. ”Paket perjalanan” Rasulullah di bulan Rajab merupakan sebuah pelajaran sangat berharga bagi kita bahwa setiap kesusahan dan rintangan dalam menjalankan misi dakwah pasti digantikan dengan anugerah yang menjadikan hidup kita lebih berkualitas.

Terlebih bahwa setiap anugerah juga sebenarnya selalu mengandung ujian bagi kita untuk semakin mengintensifkan segala potensi kita demi mengupayakan keridhoan Allah SWT. Sejarah seputar peristiwa Isra’ Mi’raj merupakan palajaran berharga, bagaimana kesusahan dan kesedihan tergantikan dengan sebuah pesan (berupa sholat lima waktu) sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Orang-orang tidak diperkenankan menganiaya dan berkelahi di antaranya pada bulan-bulan ini. Jika di antara mereka terjadi perselisihan, maka biasanya ditangguhkan hingga bulan-bulan tersebut telah lewat. Pembalasan dendam di antara anggota-anggota keluarga yang terluka dan terbunuh juga menunggu bulan-bulan ini berlalu. Masyarakat jahiliyah pun mengikuti peraturan ini. Lalu apakah kita sebagai umat Muhammad tidak ingin memuliakan bulan ini?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline