Lihat ke Halaman Asli

Politik dan Sepakbola

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sepakbola dan politik sekarang ini bagaikan seperti layaknya pedagang dan pasarnya, mengapa? Karena sekarang ini para elit politik di negara indonesia menjadikan sepakbola menjadi sumber untuk mencari keuntungan dan menarik simpati. Sistem politik di indonesia ini sudah pada titik yang berlebihan karena sebenarnyapolitik dan sepakbola sangat jauh hubungannya. tetapi ada contoh seperti perdana menteri italia yaitu silvio berlusconi yang juga presiden dari AC milan ia mendapatkan simpati dari klubnya yang menjuarai berbagai gelar dan meraih banyak sponsor maka itu ia terpilih menjadi perdana menteri dan pada era ia menjabat sebagai presiden dari AC milan ia tidak mencampuri urusan negara dengan sepakbola tapi ada saja intrik dalam mewujudkan itu tetapi hanya sebagian kecil saja. Lain halnya dengan negara yang kita cintai ini elit elit politik sangat terlihat penuh intrik intrik kotor yang berkedok sebagai acara undangan makan, acara ini sangat menggangu latihan pemain sepakbola.

Para elit elit politik kita melihat peluang meraih simpati dari masyarakat dengan sepakbola dapat meningkatkan dukungan tapi menurut saya masyarakat akan tambah benci dengan politik jika hiburan untuk masyarakat di campuri dengan urusan politik yang tidak penting karena masyarakat butuh hiburan bukannya malah menambah derita masyarakat dengan mendapat halangan untuk dapat menghibur dirinya yang sudah penat dengan keadaan indonesia saat ini. Para elit politik kita juga tidak memikirkan nasib persepakbolaan indonesianya kelak karena setiap ingin melakuakan hal yang sangat penting untuk di lakukan malah di undang ke acara yang seperti sampah dan tidak masuk akal.

Jadi sepakbolaan indonesia akan maju jika para elit politik kita tidak memanfaatkan keberhasilan indonesia untuk merangkak maju ke jenjang lebih baikmenjadi boomerang malah menjadikan persepakbolaan kita menjadi lebih hancur seperti 7 tahun belakangan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline