Lihat ke Halaman Asli

Azis Tri Budianto

Manusia biasa

Makna Filosofis Dongeng untuk Kehidupan

Diperbarui: 23 Desember 2023   11:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustasi by pinterest | https://pin.it/7N0Bejs

Dongeng seringkali dianggap sebagai kisah khayalan yang terpisah dari realitas. Namun, dalam berbagai cerita dongeng filosofis yang kita temui, terkandung pelajaran berharga yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui kumpulan cerita di atas, mari kita eksplorasi makna-makna mendalam yang tersirat dalam setiap liku cerita.

Pertama-tama, cerita tentang kontradiksi dalam perkataan mengajarkan kita pentingnya konsistensi berpikir. Terkadang, kita terjebak dalam teori dan pandangan hidup yang tidak sesuai dengan situasi sebenarnya. Seperti seorang petani dalam cerita zengren yang ingin membeli sepatu, kita diajak untuk menyadari bahwa teori yang kita pegang haruslah sesuai dengan realitas yang dihadapi.

Dalam cerita tentang tombak dan perisai, kita diberikan pelajaran tentang hati-hati dalam membuat keputusan. Seringkali, kita tergoda oleh penawaran yang terlihat menguntungkan, namun sebenarnya bertentangan. Konsistensi berpikir dan menilai setiap situasi dengan hati-hati dapat mencegah kita dari kesalahan yang merugikan.

Konsep objektivitas juga muncul dalam cerita tentang melukis setan. Terkadang, kita terpancing oleh omongan yang tidak memiliki pijakan objektif. Pengambilan keputusan yang bijak memerlukan kemampuan untuk memilah informasi dan menghindari penilaian yang hanya berdasarkan pada pandangan subjektif.

Cerita mengenai mata tak melihat bulu mata membangkitkan kesadaran akan kecenderungan manusia untuk menilai orang lain tanpa memperhatikan kesalahan dalam diri sendiri. Sama seperti bola mata yang melihat jauh namun tidak bisa melihat bulu mata sendiri, kita sering kali terjebak dalam menyalahkan orang lain tanpa melihat kekurangan dalam diri kita sendiri.

Dari cerita zengzi tentang menghindari kebohongan, kita diajak untuk menghargai pentingnya kejujuran, terutama dalam mendidik anak-anak. Bohong pada anak-anak bukanlah tindakan bijak, karena selain dapat merusak kepercayaan, juga membentuk karakter mereka untuk meniru perilaku yang tidak jujur.

Terakhir, cerita tentang pendidikan anak-anak membawa kita pada kesimpulan bahwa menjadi contoh yang baik sangat penting. Anak-anak meniru apa yang mereka lihat di sekitar mereka, dan oleh karena itu, kita sebagai orang dewasa harus berhati-hati dalam memberikan pengaruh positif dan membangun fondasi karakter yang baik bagi generasi mendatang.

Dengan memahami makna di balik setiap dongeng filosofis ini, kita dapat mengaplikasikan pelajaran hidup yang berharga dalam kehidupan sehari-hari. Kesadaran akan konsistensi berpikir, hati-hati dalam mengambil keputusan, prinsip objektivitas, dan pentingnya kejujuran dan teladan adalah pondasi untuk menjalani kehidupan yang bermakna dan bijak.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline