Lihat ke Halaman Asli

Azis Tri Budianto

Manusia biasa

Mari Belajar Positivitas dari Anak-Anak

Diperbarui: 5 Desember 2023   19:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi by pinterest | https://pin.it/6JhHNir

Anak-anak : ingin tahu apa saja, ingin mencoba apa saja, melakukan hal cerdik, juga melakukan hal konyol. 

Mereka bertengkar kemudian akur lagi. Saat mereka jatuh bangun lagi, saat gagal mereka penasaran mencoba lagi. 

Mereka bisa kecewa, namun tidak sulit bagi mereka membangun harapan baru.

Mereka punya ketakutan, namun tetap ceria dan gembira.

Kalau sedih mereka akan menangis, lalu melupakannya, kemudian tertawa lagi.

Anak-anak, sumber kepolosan dan keceriaan, membawa pelajaran berharga tentang positivitas dalam kehidupan sehari-hari. Mereka memamerkan rasa ingin tahu yang tak terbatas, semangat untuk mencoba hal-hal baru, dan keberanian untuk tampil konyol. Seperti pelajaran hidup, mereka juga mengajarkan tentang kedamaian dalam pertengkaran, ketekunan setelah kegagalan, dan kemampuan untuk membangun harapan baru.

Ketika anak-anak jatuh, mereka tak segan untuk bangkit kembali. Gagasan bahwa kegagalan adalah langkah menuju keberhasilan tampaknya tertanam dalam jiwa mereka. Ini adalah keberanian untuk mencoba lagi, sebuah semangat yang seringkali pudar seiring bertambahnya usia.

Tak hanya itu, anak-anak juga menunjukkan kemampuan untuk mengalami kekecewaan tanpa kehilangan semangat. Mereka mampu membangun harapan baru dengan cepat, mengajarkan kita arti sejati dari ketekunan dan daya tahan mental.

Ketakutan pun ada dalam diri anak-anak, tetapi mereka memilih untuk tetap ceria. Mereka mengajarkan bahwa ketakutan tidak selalu harus menghalangi kebahagiaan. Dalam setiap rasa takut, masih ada keceriaan yang mampu menerangi setiap sudut hati.

Saat anak-anak sedih, mereka menangis dengan tulus. Namun, ajaibnya, mereka juga memiliki kemampuan untuk melupakan kesedihan tersebut dengan cepat. Dari mereka kita belajar bahwa kesedihan tidak harus menjadi beban yang berat selamanya. Mereka mengajarkan arti kesederhanaan dalam meresapi emosi, lalu melanjutkan dengan tawa yang menyegarkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline