Lihat ke Halaman Asli

Azis Tri Budianto

Manusia biasa

Menavigasi Era Media Sosial: Menghadapi Tekanan Sosial dan Perbandingan yang Tidak Sehat

Diperbarui: 4 Juni 2023   20:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan saat ini. Melalui media sosial, kita dapat terhubung dengan orang-orang di seluruh dunia, berbagi momen penting, dan mendapatkan informasi dengan cepat.

Namun, di balik segala manfaatnya, media sosial juga memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan mental. Dalam esai ini, akan dibahas mengenai dampak media sosial terhadap kesehatan mental dan strategi yang dapat kita gunakan untuk mengelola tekanan dan perbandingan yang tidak sehat.

Secara nyata, media sosial telah menciptakan tekanan sosial yang tinggi. Kita sering merasa perlu untuk memperlihatkan kehidupan yang sempurna, mendapatkan banyak pengikut, dan mendapat pengakuan dari orang lain. Hal ini dapat menyebabkan kecemasan dan rendah diri, sehingga menimbulkan tekanan pada diri kita.

Selain itu, media sosial juga memicu perbandingan yang tidak sehat. Kita seringkali melihat foto-foto yang disunting dan diubah untuk tampak lebih menarik, serta kesuksesan yang terlihat instan dari orang lain. Hal ini dapat menciptakan perasaan ketidakpuasan terhadap kehidupan kita sendiri, membuat kita kurang percaya diri, dan merasa tidak berarti.

Untuk mengatasi tekanan sosial dan perbandingan yang tidak sehat, pertama-tama, penting untuk menyadari bahwa media sosial hanya menampilkan potongan kehidupan orang lain yang ditampilkan dengan cara tertentu. Jangan membandingkan kehidupan kita dengan momen-momen terpilih yang disajikan oleh orang lain. Ingatlah bahwa setiap orang memiliki masalah dan tantangan sendiri yang tidak terlihat di balik layar.

Selanjutnya, kita harus mengurangi waktu yang dihabiskan untuk berselancar di media sosial. Tetapkan batasan waktu harian dan hindari terperangkap dalam siklus tak berujung dari berita dan konten yang terus digulir. Sebaiknya gunakan waktu kita untuk aktivitas yang bermanfaat seperti membaca buku, berolahraga, atau menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-teman secara langsung.

Pilihlah dengan bijaksana siapa yang ingin kita ikuti di media sosial. Hindari mengikuti akun-akun yang memicu perasaan negatif atau tidak sehat. Cari akun-akun yang menyebarkan inspirasi, pengetahuan, atau pesan positif yang sejalan dengan nilai-nilai yang kita anut. Gunakan media sosial sebagai sumber motivasi dan dukungan, bukan sebagai alat pembanding yang merusak.

Jaga keseimbangan antara kehidupan online dan kehidupan offline. Luangkan waktu bersama keluarga, teman-teman, dan lakukan aktivitas yang memberikan kebahagiaan yang nyata. Ingatlah bahwa kebahagiaan sejati tidak dapat diukur dari jumlah pengikut atau bahkan jumlah "like" yang diperoleh setelah membagikan sesuatu.

Selain itu, jangan ragu untuk memanfaatkan kekuatan media sosial untuk hal-hal yang positif. Gunakan platform yang ada sebagai sarana untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan inspirasi yang berkaitan dengan keyakinan kita.

Ajaklah orang lain untuk berdiskusi secara konstruktif tentang topik-topik yang mendalam dan relevan dengan nilai-nilai agama. Dengan cara ini, kita dapat menciptakan komunitas online yang saling mendukung dan memperkuat keimanan kita.

Dalam menghadapi tekanan sosial dan perbandingan yang tidak sehat di media sosial, penting untuk mengembangkan sikap positif dan pandangan yang seimbang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline