Lihat ke Halaman Asli

Azira Panji Dewa Daru

mahasiswa kedokteran gigi universitas airlangga

Perubahan Histopatologis Jaringan Epitel Pada Pasien Gagal Ginjal Akut

Diperbarui: 5 Juni 2024   14:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pendahuluan

Gagal ginjal akut (GGA) merupakan kondisi medis serius di mana fungsi ginjal tiba-tiba menurun secara drastis. Kondisi ini dapat menyebabkan akumulasi limbah beracun dalam tubuh serta ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Salah satu aspek penting dalam memahami GGA adalah mempelajari perubahan histopatologis yang terjadi pada jaringan epitel ginjal. 

Melalui analisis histopatologi, kita dapat mengidentifikasi kerusakan seluler dan jaringan yang terjadi, yang sangat penting untuk diagnosis dan pengembangan strategi pengobatan.

Peran Jaringan Epitel Ginjal

Jaringan epitel ginjal berfungsi sebagai lapisan pelindung dan penyaring yang esensial dalam proses pembentukan urine. Epitel ini melapisi tubulus ginjal yang terlibat dalam reabsorpsi air, elektrolit, dan zat-zat penting lainnya dari filtrat glomerulus. Kerusakan pada epitel ini dapat mengganggu fungsi ginjal secara keseluruhan dan memperburuk kondisi GGA.

Perubahan Histopatologis pada Gagal Ginjal Akut

Pada pasien dengan GGA, beberapa perubahan histopatologis yang umum ditemukan pada jaringan epitel ginjal meliputi:

1. Nekrosis Tubular Akut (Acute Tubular Necrosis, ATN):
   ATN adalah penyebab paling umum dari GGA. Secara histopatologis, ATN ditandai dengan nekrosis sel-sel epitel tubulus ginjal, terutama pada segmen tubulus proksimal. Sel-sel yang mengalami nekrosis ini dapat lepas dan menyumbat lumen tubulus, menyebabkan obstruksi dan menurunkan laju filtrasi glomerulus.

2. Degenerasi dan Pembengkakan Sel Epitel:
   Pada GGA, sering terjadi degenerasi hidropik, di mana sel-sel epitel mengalami pembengkakan akibat akumulasi cairan intraseluler. Pembengkakan ini bisa mengganggu fungsi sel dan menyebabkan apoptosis atau kematian sel.

3. Penyusupan Sel Inflamasi:
   Respon inflamasi terhadap kerusakan jaringan epitel sering terlihat dalam bentuk infiltrasi sel-sel inflamasi, seperti neutrofil dan makrofag, ke dalam interstisium ginjal. Proses inflamasi ini dapat memperparah kerusakan jaringan dan menghambat proses penyembuhan.

4. Fibrosis Interstisial:
   Pada beberapa kasus GGA yang tidak segera diatasi, dapat terjadi fibrosis interstisial, di mana jaringan ikat fibrosa menggantikan jaringan ginjal yang rusak. Fibrosis ini menyebabkan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel dan berpotensi mengarah ke penyakit ginjal kronis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline