Lihat ke Halaman Asli

Soal Dipo Alam, Politikus Kok Gitu Ya

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menanggapi statemen yang manasno kuping memang suatu hal yang boleh saja dilakukan oleh siapapun yang merasa telinganya panas karena suatu statemen. Logis kalau seorang yang merasa dirinya atau kelompoknya tidak salah tetapi disalahkan oleh kelompok lain, apalagi oleh saingan politiknya dan ingin meluruskan permasalahan.

Dipo Alam, yang menjabat sebagai SekKab alias sekretaris kabinet baru-baru ini mengeluarkan statemen yang intinya banyak anggota parpol terlibat kasus korupsi. Dan rangking parpol juara korupsi itu dipegang oleh dari nomor urut pertama Golkar, PDI-P, P-D dll. Rangking ini didasarkan atas banyaknya anggota parpol yang sekaligus menjadi pejabat di daerah yang terlibat dalam berbagai tindak korupsi.

Sontak saja, anggota parpol yang menduduki nomor urut 1 dan 2 yang selama ini terlihat tak begitu terlibat korupsi pada kebakaran jenggot meskipun tidak punya jenggot (minjam istilah pak dhe Ruhut). Banyak statemen pembelaan dari mereka yang mengesankan kekurang cerdasan mereka sebagai publik figur.

Ada yang bilang Dipo Alam itu cari muka dan sebagainya yang memojokkan sang SekKab tadi. Nah, menurut hemat saya, bukankah kalau tidak salah tidak perlu memberi pernyataan (memojokkan) yang seperti tadi. Cukup diam saja dan tetap fokus pada pekerjaan Anda-anda semua. Kalau ada yang merilis partai Anda korup rangking satu dan Anda membela dengan mengatakan partai Anda tidak seperti itu, sama saja memberi kesan kepada masyarakat kalau Anda itu kurang cerdas.

Kurang cerdas karena hal yang dibutuhkan adalah pembuktian nyata atas kebenaran dan kesalahan data dari statemen ini yang malah hanya Anda balas dengan debat kusir yang tak kan pernah menghasilkan harapan masyarakat Indonesia. Yakni Indonesia bersih tanpa KKN (bukan kuliah kerja nyata lho).

Diam lebih baik untuk menanggapi statemen yang kita anggap tidak sesuai fakta. Inilah yang Pak Mario Teguh katakan bahwa kita perlu mempunyai dan memelihara kemampuan untuk tidak menghiraukan suatu hal yang belum pasti. Sekian, semoga politikus tidak gitu lagi ya.

# manasno kuping = memanaskan telingan / membuat panas telinga (jawa)

Semoga kau sembuh >> Politikus yang gitu ya!

Yo opo ora son!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline