Lihat ke Halaman Asli

Munculnya Era Globalisasi: Kemajuan atau Kemunduran?

Diperbarui: 12 November 2020   16:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Globalisasi pada masa kini sudah bukan lagi suatu hal yang asing di telinga orang. Hampir setiap hari terdapat globalisasi yang terjadi di sekitar kita, mulai dari pola hidup, makanan, teknologi hingga barang-barang yang dikonsumsi masyarakat. Globalisasi itu sendiri didefinisikan oleh beberapa tokoh seperti Anthony Giddens, Malcolm Waters dan Mansour Faikh. Menurut mereka, globalisasi adalah suatu proses interaksi dan integrasi di dalam masyarakat, perusahaan dan pemerintahan dari berbagai negara.

Di dalam pengertian tersebut terdapat kata proses yang berarti tidak terjadi secara instan melainkan ada kita yang melakukan proses globalisasi tersebut. Selain ada kata proses, terdapat kata interaksi antara masyarakat dari berbagai negara. Di sinilah berbagai kontroversi muncul mulai dengan pihak yang mendukung adanya globalisasi dengan tujuan untuk memperluas kebudayaan dan teknologi, di sisi lain terdapat pihak yang menentang globalisasi untuk mempertahankan ciri khas dan nilai yang ada di dalam kebudayaan miliknya.

Globalisasi itu sendiri masih terbagi ke dalam berbagai macam bidang seperti bidang ekonomi yaitu seperti perdagangan, ekspor-impor, produk asing dan lainnya. Ada juga globalisasi dalam bidang politik, kebudayan dan bidang-bidang lainnya. Negara-negara di dunia pun mempunyai kebijakannya masing-masing dalam menyikapi globalisasi.

Di antara semua bidang globalisasi tersebut, ada satu bidang yang memiliki kontroversi yang sangat jelas yaitu bidang teknologi. Tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi adalah hasil dari berkembangnya ilmu pengetahuan di dunia yang bertujuan untuk membantu kehidupan manusia atau menyederhanakannya. Salah satu alasannya adalah karena hampir semua bidang kehidupan terpengaruh oleh adanya teknologi. Contohnya saja, bidang perekonomian yang mulai meluas bidang usahanya menjadi online shopping dan online bank.

Di bidang otomotif pun mulai muncul merek-merek ternama seperti Tesla yang mulai memproduksi mobil dengan teknologi bahan bakar listrik. Hal-hal seperti ini tentu saja bernilai positif, online shopping dan online bank membuat jual beli antar kota bahkan antar negara menjadi terwujud. Mobil keluaran merek Tesla yang juga membantu memelihara lingkungan dengan menggunakan bahan bakar listrik yang ramah linkungan.

Walau begitu, pernahkah kalian berpikir, apa sajakah dampak dan harga yang harus dibayarkan untuk semua teknologi tersebut? Tentu saja kita semua tahu, bahwa suatu hal yang berteknologi tinggi akan menggunakan bahan yang berkualitas, serta alat yang memiliki teknologi yang tinggi juga. Pihak yang menentang globalisasi di bidang teknologi selalu mengeluh mengenai berkurangnya lapangan pekerjaan mereka yang tergantikan oleh teknologi automatisasi.

Pada jalan layang saja yang tadinya dijaga oleh beberapa pegawai pada setiap tempat pembayaran tiket, sekarang sudah mulai tergantikan oleh adanya e-money, serta beberapa dampak globalisasi teknologi terhadap lingkungan yang cukup buruk karena menimbulkan polusi. Memang terdapat teknologi yang bertujuan untuk mengurangi polusi seperti mobil listrik dan panel surya, tapi bukankah cukup banyak juga teknologi yang berdampak buruk untuk polusi di negeri ini.

Menurut pandangan penulis sendiri, globalisasi teknologi itu hal yang baik jika disikapi dengan benar. Kita semua tahu bahwa pada era teknologi ini semua hal yang kita kerjakan sebagian besar sudah berpindah ke dalam dunia digital. Dunia dimana pekerjaan fisik sudah sangat banyak berkurang. Apa artinya? Hal ini berarti pengetahuan kita yang sebelumnya harus diperluas lagi.

Berkembangnya teknologi bukan hanya mengubah berbagai pekerjaan dan peralatan, namun harus mengubah pendidikan kita menjadi semakin lebih maju. Banyak sekali orang yang berpikir bahwa hilangnya pekerjaan secara fisik menandakan kehilangan segalanya, yakni pekerjaan yang mereka biasa lakukan. Inilah yang sebenarnya perlu kita sikapi dengan baik.

Akan tetapi, bidang pekerjaan dan juga perkembangannya di dunia digital itu hanya akan dilakukan oleh orang yang sudah bekerja, sednagkan kita yang masih duduk di bangku sekolah baik perkuliahan maupun SMA, SMP atau SD masih bingung, apa kontribusi yang bisa kita berikan. Kuncinya adalah belajar. Dunia digital bukanlah suatu teknologi yang mudah atau sederhana bagi orang awam, tapi dengan mempelajarinya kita menjadi terbiasa. Apalagi di masa seperti saat pandemi COVID-19 ini dimana hampir semua orang dengan berbagai aktivitasnya dipaksa untuk mempelajari dunia digital. Sesuatu yang sulit jika dibiasakan oleh kita maka akan menjadi suatu hal biasa yang bahkan kita bisa jadi mahir dalam bidang tersebut. Sebagai generasi muda yang masih menimba ilmu, kita harus memperluas dan mempersiapkan diri kita.

Jadi kita juga harus tahu apa yang kita harus pelajari, contohnya dunia digital dan lainnya. Selain mempelajarinya kita juga haru berlatih untuk mengembangkannya dengan melatih diri kita berpikir secara kreatif dan juga out of the box. Dalam hal ini kita semua akan menjadi masa depan negara Indonesia ini, sekarang ini kita menjadi dasar negara yang harus kokoh nantinya untuk negara kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline