juara umum SEA GAMES tanpa emas di cabang sepakbola terasa hambar. Begitulah yang sebagian orang katakan. hal ini cukup beralasan karena sepak bola merupakan salah satu cabang olah raga yang paling banyak digemari oleh berbagai kalangan, tua muda, laki-laki perempuan, kaya miskin, yang suka sepakbola atau sekedar ikut-ikutan, pengamat sepakbola sampai pengamat politik. Tak heran jika sepak bola telah menumbuhkan semangat kebersamaan, semangat kesukuan, bahkan semangat nasionalisme yang sangat tinggi. Maka tak heran jika sepakbola selalu dinanti kehadirannya, baik dikala sedih, senang, atau suasana apapun.
Dari awal pertandingan, Garuda Muda seakan melambungkan asa atas persepakbolaan Indonesia yang sudah lama lumpuh dan tak mampu berprestasi. Indonesia berhasil melibas lawan-lawannya sebelum akhirnya ditundukkan oleh "tetangga sebelah" Malaysia di ajang penyisihan group. namun, Garuda bangkit di fase semifinal dengan melibas salah satu tim kaya pengalaman, Vietnam. hingga akhirnya kembali harus berhadapan dengan Malaysia di babak final. asa pun kembali melambung tinggi untuk meraih emas di cabang sepak bola, sekaligus membalas dendam atas kekalahan yang pernah diderita dari "saudara" yang suka berulah, malaysia.
Namun, harapan hanyalah harapan. garuda tak mampu terbang tinggi. Indonesia kembali menelan kekalahan dramatis dari Malaysia. banyak tangis, pilu, dan kesedihan disana. namun, saya yakin nasionalisme tak pupus seiring dengan kekalahan itu. sampai saya bertemu dengan seorang teman yang terus meratapi kekalahan Sang Garuda, dengan mimik yang membuat iba setiap orang yang melihatnya. saya hampiri teman saya, dan terjadilah dialog..
saya: "Sudahlah kawan, tak usah ditangisi. semua sudah terjadi. walau bagaimanapun Garuda muda sudah berjuang dengan semangat patriotik. mungkin belum saatnya kita menjadi penguasa sepak bola di Asia tenggara."
Kawan: "iya saya tahu, tapi bukan itu yang membuat saya sedih"
Saya: "saya tahu kawan, kamu punya nasionalisme dan kebanggaan yang tinggi terhadap sepakbola kita. dan yakinlah bahwa suatu saat kita akan jaya"
Kawan:" Bukan begitu, masalahnya..."
Saya:"iya, terus masalahnya apa donk...??"
kawan: "masalahnya saya sudah bertaruh banyak untuk Indonesia. saya bersedih bukan karena kekalahan Indonesia, tp karena sy pertaruhkan semua uang kiriman orang tuaku. dan sekarang selama sebulan ke depan, saya harus menanggung akibat kekalahan ini...!!!""
Saya: " Loh, jadi bukan karena semangat nasionalisme kamu bersedih, tapi karena kamu kalah taruhan...???""
Kawan: " Ya iyalah. hari gini, mau diapakan itu nasionalisme...!!!""