Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Azhar

Analis Sepak Bola Dadakan

Transfer Analisis: Wahai Liverpool, Menjual Salah Sepertinya adalah Keputusan Benar

Diperbarui: 4 Agustus 2023   02:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: Wikimedia Commons/Mehdi Bolourian

2022/23, Liverpool menjalani musim bagai rollercoaster. Peforma mereka sangat inkonsisten. Tentunya hal ini tidak ingin diulangi oleh Liverpool musim depan. Karena itulah mereka segera berbenah, mendatangkan pemain-pemain baru. Namun, agaknya pergerakan transfer mereka sejauh ini belum memberikan dampak yang memuaskan. Liverpool perlu pergerakan yang lebih radikal.

Liverpool telah mendatangkan Alexis MacAllister dan Dominic Szoboszlai, serta dikabarkan masih mengejar tanda tangan Romeo Lavia. Penambahan gelandang itu dipuji oleh banyak pengamat. Banyak yang menganggap Liverpool meng-upgrade sektor yang tepat. Sayangnya hasil upgrade itu belum menutupi masalah Liverpool sepenuhnya. Belum lagi musim berjalan, Liverpool sudah dipermalukan Bayern Munchen di Singapura Rabu kemarin.

Jadi, sepertinya masalah Liverpool belum beres bukan? Memahami masalah Liverpool haruslah menengok jauh ke belakang. Sebab masalah mereka ini berjalin rumit semenjak Si Merah diambil alih sang maestro Jerman, Jurgen Klopp. Dengan memahami akar masalahnya, maka solusi yang diberikan juga akan tepat sasaran.

Jurgen Klopp tak pelak, membangun Liverpool jadi sebuah tim super. Selama periode 2018-2022, Liverpool adalah kekuatan besar di Eropa. Tentu untuk membangun tim sekuat ini, Klopp, yang percaya pada proses, perlu waktu yang panjang.

Titik tonggak pembangunan Liverpool-nya Klopp adalah kedatangan Mo Salah dari AS Roma. Salah menyelesaikan permasalahan Liverpool di depan, dia menghadirkan jaminan gol.

Kedatangan Salah kemudian diikuti penjualan Coutinho dan diikuti lagi pembelian Van Dijk. Kedatangan Van Dijk adalah keputusan transfer yang sangat jitu dan logis. Lini belakang Liverpool (khususnya bek), harus diperkuat.

Musim panas 2018, Liverpool kembali memperkuat diri. Liverpool perlu kiper, Karius tak bisa diandalkan. Didatangkanlah Alisson. Lalu sektor tengah Liverpool juga harus diperkuat. Harus ada sosok pemain dominan yang menemani Jordan Henderson. Maka didatangkanlah Fabinho dan Naby Keita.

Ketika menjuarai Liga Champions 2018/19, serta Liga Inggris 2019/2020, skuad inti Liverpool nyaris tak ada cela. Alisson kiper yang bagus, bisa shoot-stopper sekaligus menguasai bola dengan cukup baik. Van Dijk adalah bek yang tidak bisa dilewati lawan. Dua bek sayap Liverpool adalah yang terbaik di dunia. Lini tengah mereka yang dikawal Fabinho-Hendo-Ginio sangat solid. Lini depan, jangan ditanya. Ketika menjuarai EFL dan FA Cup di tahun 2022, strukturnya masih sama, kecuali Ginio yang digantikan Thiago.

Telah banyak yang bilang, bahwa perbedaan utama antara Liverpool dengan Manchester City itu adalah kedalaman skuad. Kalau Liverpool bisa memainkan full skuad-nya, maka mereka tim yang sangat mengerikan. Namun kalau salah satu pemainnya absen, mereka akan terpincang-pincang. Itu semua benar.

Musim 2022/23, kekurangan Liverpool ini benar-benar dihukum oleh lawan-lawannya. Ketika skuad mereka full dan padu, mereka bisa mengalahkan MU dengan skor besar. Tapi saat mereka merosot, mereka bahkan ditahan imbang oleh Soton dengan skor 4-4.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline