Apa yang keliru dari terbentuknya pemerintahan saat ini, banyak yang memberikan angka raport merah untuk nilai berbagai aspek penyelenggaraan negara. Populeritas kepemimpinan nasional semakin merosot pada tingkatan apreasi 'sinis'. Apapun kebijakan pemerintah mendapat penilaian negatif. Diluar obyektifita penilaian kita melihat Mr. President telah kehilangan confidence, terbukti seringkali curhat terbuka, prihatin, menyesali dan bahkan menangis.
Salahnya dimana proses pemilihan yang dinilai paling demokratis dalam sejarah yang memilih Bapak Susilo Bambang Yudoyono? Saya kira bukan salah beliau terpilih sebagai presiden 2 periode.
Rakyatnya salah pilih atau kontestan Capres yang terbatas? Bisa jadi beliau saat itu calon paling populer untuk dipilih.
Apakah Anda mau bilang: "Proses pemilihan yang baik tidak menjamin mendapatkan pemimpin yang baik" ? Tapi terus sebaiknya bagaimana?
Ada sesuatu yang keliru dari pasca reformasi negeri ini, negeri ini telah kehilangan pilar-pilar penopang kehidupan berbangsa.
Ideologi yang dianut sekarang ini apa?
Azas politik yang berlaku bagaimana?
Ekonomi kita sekarang model apa?
Sosial budaya yang berkembang peradaban apa?
Ketangguhan pertahanan dan keamanan kita dilecehkan negara lain.
Ini realita, Bung! Ini negeri kita, Bang! Ini masalah kita, Tuan!
Negeri ini sudah carut marut tidak punya struktur konstrtuksi pemberdayaan.
Ideologi yang berlaku materialisme.
Politik yang dibangun atas dasar kepentingan.
Ekonomi yang berlaku urusan memperbesar kapital. Sosial Budaya yang berkembang dagelan tipu-tipu.
Pola ketahanan dan keamanan compromi solution.
Bagaimana kalau beristirahat saling menyalahkan, biarkan pemerintahan ini tetap saja berjalan, tapi kita melakukan evaluasi nasional, selanjutnya rencanakan dan lakukan REKONSTRUKSI NASIONAL.
Rekonstruksi yang berakar dari jatidiri bangsa Indonesia.
Kita punya deadline sampai 2014, jangan sampai kita terperosok pada lubang yang sama.
____
Baca juga :
- http://azharmind.blogspot.com/2011/02/runtuhnya-kepercayaan-terhadap.html
- http://azharmind.blogspot.com/2011/02/telah-hilang-kultur-keramahan-indonesia.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H