Lihat ke Halaman Asli

Sayangnya Itu Hanya Mimpi

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang anak dari keluarga buruh tani bisa belajar di sekolah untuk mengembangkan minat dan bakatnya, sayangnya itu hanya mimpi. Seorang buruh pabrik dengan suka cita pulang ke rumah menghampiri istri : "Istriku sayang, mulai hari ini tampaknya penghasilan kita mampu membiayai kuliah anak kita". Seorang pemimpin telah terpilih, dia tidak pernah mengeluarkan biaya kampanye, dia tidak melakukan korupsi karena tidak mempunyai tanggungan tagihan biaya kampanye atau lainnya. Perpindahan penduduk dari Jakarta menuju Nusa Tenggara, Papua, Sumatra, Kalimantan dan menyebar kedaerah lain, peristiwa itu bukan karena bencana akan tetapi perubahan pusat kesejahteraan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline