Lihat ke Halaman Asli

Tepi Arcadia

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua yang indah darimu Menjejak lagi, mungkin mencari mesin waktu Indah mematri mimpi; aku menyulam masa depan (Yang diamdiam kurajut dalam lipatan rembulan) Engkau bawakan sejumput rindu Mengalir tenang meski bak dejavu (Jejak yang tanpa jejak, seperti mimpi yang tak kumimpi) Aku berkaca:  diriku dalam dirimu Gerimis malam jatuh, kau genggam jemariku Ada asa disitu; menguap atau terendap Bilur sesal tak mampu hapus rindumu pada masa lalu, kekasih Jadi larungkan saja semuanya, biar kita masih menatap Kini yang nanti ungkapkan kisahkisah Jika begitu, biar kuajak engkau ke Arcadia... Disana, indah tak lagi nisbi Meniup kita ke Romansa Dan musim semi yang tak pernah pergi :serumpun mawar, kelopak dafodil yang menguning,  mahkota geranium berganti warna, ;merah, jingga, putih, violet :aroma jasmin yang  meruap Indah itu abadi Dan kita menyebrangi pelangi.... Jkt, 11.11.11

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline