Lihat ke Halaman Asli

Kenapa Harus PPP?

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

PPP merupakan partai politik di Indonesia yang diketuai oleh Suryadharma Ali, partai ini merupakan hasil gabungan dari empat partai keagamaan yaitu Partai Nahdlatul Ulama (NU), Partai Serikat Islam Indonesia (PSII), Perti dan Parmusi.

Lalu kenapa harus memilih PPP saat PEMILU nanti?

1.PPP adalah partai yang berasaskan Islam dan representasi dari umat islam dalam ranah politik

2.PPP partai islam yang masih bersih dan tidak banyak terkait kasus korupsi

3.PPP sebagai partai Islam yang selalu mengusung isu moralitas atau pendidikan karakter. Jika ada suatu kebijakan yang dianggap merusak akhlak umat, maka PPP akan selalu ada di situ.

4.PPP mengedepankan cara berpolitik yang beretika dan santun dan tidak memanfaatkan kelemahan lawan.

5.PPP sepenuhnya mendukung aturan-aturan yang berlandaskan nilai-nilai agama. Seperti, ketika Lady Gaga akan konser di Indonesia. PPP jelas tidak mendukung dan menolak putusan ini, dilihat dari aspek moral dan agama, PPP berpendapat bahwa Lady Gaga sangat tidak pantas untuk tampil di indonesia

6.PPP mementingkan kepentingan rakyat. PPP meminta penundaaan untuk kenaikan harga BBM karena dinilai hanya menyusahkan dan menyengsarakan rakyat

7.PPP selalu mengusung optimisme dalam berpikir dan menjunjung tinggi nilai solidaritas

8.PPP menjadi partai politik yang gigih memperjuangkan kepentingan politik umat Islam, dengan segala macam risiko, seperti penahanan, intimidasi, dan bahkan siksaan, hal ini membuat PPP berhasil menorehkan sejarah, baik dari sisi kuantitas maupun dari sisi kualitas.

9.Sebagai salah satu parpol Islam, kader PPP selalu memberikan contoh yang baik dalam berpolitik.

Nah, inilah 9 alasan kenapa kita harus memilih PPP. So, pastikan tanggal 9 nanti memilih nomer 9 ya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline