Lihat ke Halaman Asli

Asep Abdul Aziz

Pendidikan Berkelanjutan

Dari Budaya Tutur Menuju Budaya Literasi

Diperbarui: 6 Maret 2023   11:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di masa lalu, budaya tutur adalah bentuk utama komunikasi. Namun saat ini, dengan kemajuan teknologi dan peningkatan akses pendidikan, budaya literasi menjadi lebih menonjol di masyarakat kita. Pergeseran dari budaya tutur ke budaya literasi berdampak besar pada cara kita berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain. Itu juga membuka peluang baru bagi masyarakat untuk mengekspresikan diri dengan cara yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan. Akibatnya, budaya literasi menjadi semakin penting saat kita bergerak maju ke masa depan.

Peralihan dari budaya tutur ke budaya literasi berdampak besar pada cara masyarakat berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain. Pergeseran ini memungkinkan masyarakat untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan kita dengan lebih jelas, serta merekam dan berbagi informasi dengan lebih efisien. Itu juga memungkinkan kami untuk mengakses berbagai pengetahuan dan informasi yang tidak akan tersedia tanpa menggunakan bahasa tertulis. Dengan demikian, budaya literasi telah menjadi bagian penting dari kehidupan kita sehari-hari, memungkinkan kita untuk berkomunikasi secara efektif dan akurat satu sama lain.

Peralihan dari budaya tutur ke budaya literasi merupakan perjalanan yang panjang dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Dibutuhkan perkembangan dan kemajuan selama berabad-abad bagi manusia untuk menjauh dari komunikasi berbasis ucapan tradisional/ budaya tutur dan mengadopsi bahasa tertulis/ budaya literasi sebagai mode komunikasi utama.

Pergeseran ini berdampak besar pada masyarakat kita, karena memungkinkan kita menyebarkan pengetahuan dengan lebih cepat dan akurat daripada sebelumnya. Itu telah memunculkan bentuk-bentuk baru pendidikan, hiburan, dan perdagangan, yang semuanya dimungkinkan oleh peningkatan kemampuan kita untuk menulis.

Dengan memahami perbedaan antara budaya bicara dan budaya literasi, kita dapat lebih menghargai seberapa jauh kita telah mencapai kemampuan kita untuk berkomunikasi satu sama lain. Pengetahuan ini dapat membantu kita mengembangkan strategi yang lebih baik untuk mengajarkan keterampilan literasi di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline