Lihat ke Halaman Asli

Azhara Imtiyaaz

Mahasiswa Digital Content Broadcasting, Telkom University

Museum Sri Baduga Eksklusifkan Lukisan Prabu Siliwangi

Diperbarui: 13 November 2023   20:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumen Pribadi

Museum Sri Baduga merupakan sebuah museum peninggalan sejarah dan juga barang antik yang ada di Kota Bandung. Museum ini menjadi mulai didirikan pada tahun 1974 yang memanfaatkan bangunan lama bekas Kawedanan Tagallega kemudian diresmikan pada 5 Juni 1980. Selain memamerkan barang peninggalan sejarah dan prasejarah, museum ini juga memamerkan barang-barang langka salah satunya adalah Lukisan Prabu Siliwangi yang tidak bisa dikunjungi oleh sembarang orang.

Menurut penjelasan dari Rizal salah seorang pemandu Museum Sri Baduga, Lukisan Prabu Siliwangi yang diberi judul "Prabu Siliwangi Ngahyang" adalah salah satu masterpiece karya Baskara yang menggambarkan Prabu Siliwangi sedang "ngahyang" di Hutan Sancang, Kabupaten Garut, karena Prabu Siliwangi sedang dikejar oleh tentara Islam untuk kembali masuk ke agama Islam. Dalam lukisan tersebut, Prabu Siliwangi dilukiskan samar-samar warna putih yang dikelilingi oleh pengawalnya yaitu harimau putih. Lukisan ini memiliki arti yang cukup mendalam mengenai Prabu Siliwangi sehingga lukisan tersebut sangat dijaga sebab dikhawatirkan ada yang merusak jika dibuka dan ditampilkan untuk umum.

"Untuk memasuki ruangan masterpiece ini memerlukan surat perizinan mengenai kunjungan ke ruang masterpiece ini. Setelah mendapat perizinan dari pihak terkait, saat mengunjungi ruangan masterpiece ini juga bakal dikawal ketat oleh pemandu dan petugas security Museum Sri Baduga" kata Pemandu Museum Sri Baduga, Rizal, Minggu (5/11).

Selain lukisan Prabu Siliwangi, ada juga senjata dari Gubernur Jawa Barat yang meresmikan Museum Sri Baduga, koleksi yang terbuat dari emas, alat ukur, peralatan rumah tangga yang terbuat dari keramik asing dari berbagai negara (Cina, Vietnam, Jepang, Eropa), mangkok keramik hasil temuan kapal karam di Teluk Goong Karawang, wadah kristal, kain panjang yang dikenakan oleh Bupati Galuh, tenunan Nusantara dari Sumatera dan Timor Timur, Pakinangan dengan bentuk yang unik, lukisan di atas kanvas, ukiran kayu, hingga lukisan kaca. Koleksi-koleksi tersebut ditata di ruang masterpiece di lantai tiga Museum Sribaduga yang tidak ditampilkan untuk sembarang sebab memiliki nilai sejarah dan kelangkaan yang tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline