Lihat ke Halaman Asli

Mengatasi Ide Mampet dalam Menulis

Diperbarui: 23 Juni 2015   21:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konon, menulis itu momok bagi sebagian orang. Susah sekali, kendati telah menghabiskan secangkir kopi. Dan berbatang-batang Dji Sam Soe kretek. Bahkan pantat telah terasa pedas, karena terlalu lama duduk dibalik meja komputer. Toh, tak satupun kata berhasil diketik.

Begitulah, barangkali gambaran situasi bagi sebagian orang yang terlanjur alergi dengan kegiatan menulis. Bisa jadi memang benar hal tersebut terjadi. Namun bukan berarti bahwa kebuntuan tersebut tidak dapat diatasi. Kadangkala, dalam situasi tertentu otak ini terasa begitu beku. Mampet, tak mau mengeluarkan ide sama sekali. Inilah biasanya yang sering dialami oleh penulis pemula. Celakanya, sebagian orang tidak mau bekerja terlalu keras. Mereka rata-rata mengambil jalan pintas. Jadilah akhirnya asal comot saja tulisan orang lain. Asal copy paste saja.

Dalam keadaan seperti ini, biasanya memang kita butuh refresh sejenak. Agar sel-sel dalam otak mengendur. Mungkin Anda bisa mencoba berbagai cara agar otak kembali bugar dan rajin mengeluarkan ide-ide cemerlang. Cobalah rehat sejenak sambil membaca, mungkin. Baca apa saja! Buku, koran, majalah atau internet. Dari sana tentunya kita akan menemukan hal-hal baru. Simpanlah baik-baik apa yang sudah Anda temukan tersebut dalam otak.

Kembalilah buka kertas kerja Anda di komputer. Tuliskan, kata demi kata. Jangan pedulikan susunan bahasa dan estetika kalimat yang telah Anda tulis itu. Biarkan apa adanya. Dan teruslah menulis sampai batas tertentu yang Anda inginkan. Bahkan sampai berlembar-lembar kertas yang sudah Anda ketik. Simpanlah secara baik dengan nama file yang mudah diingat. Dan susunlah dalam folder tertentu sesuai tema besar atau judul utama yang ingin Anda tuliskan.

Setelah dianggap cukup. Cobalah baca sekali lagi kata demi kata yang telah tersusun menjadi sebuah naskah tersebut. Barulah, sedikit demi sedikit diperbaiki tata bahasa dan keindahan kalimatnya. Sistematika dan alur ceritanya. Bacalah sekali lagi secara utuh dari paragraf pertama sampai penutup. Tanpa terasa, Anda telah berhasil membuat sebuah naskah tulisan. Nah! Mudah bukan?

Jangan cepat puas kemudian berhenti sampai di sini. Teruslah menulis lagi naskah berikutnya, atau sambungan naskah yang pertama tadi. Ulangi lagi dan ulangi lagi sampai lama-lama menjadi kebiasaan setiap hari.

Hari berikutnya, atau jeda beberapa hari kemudian. Coba Anda simak baik-baik naskah yang telah Anda tulis kali pertama. Bacalah perlahan-lahan dengan penuh penghayatan makna kata perkata. Biasanya akan muncul lagi hal-hal baru yang perlu ditambahkan untuk memperdalam kalimat demi kalimat. Langkah ini bisanya disebut dengan editing. Editing tidak selalu mengurangi, namun bisa juga menambahkan. Carilah referensi untuk mempertajam maknanya. Secara tidak sadar, ide demi ide di otak Anda mengalir deras tanpa harus digali terlalu dalam. Tanpa harus menghabiskan berbatang-batang rokok dan bercangkir-cangkir kopi. Selamat mencoba! Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline