Lihat ke Halaman Asli

Azfa Muzayyin XII_MIPA_2

Sedang mencoba menjadi artist yang professional walaupun gambarannya aneh-aneh

Si Kecil Hemat - Eco Enzym

Diperbarui: 20 Februari 2022   08:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Ketika pembelajaran PPKN, guru memberi tugas untuk membuat eco-enzym yang selanjutnya dibuat artikel tentang ini. Hal tersebut sangat membingungkan saya yang dipikir-pikir kenapa tugas yang diberikan seperti itu? Alhasil saya tetap mengerjakannya karena inilah tugas yang diberikan. Lalu memangnya apasih Eco-Enzim ini? Dikutip dari zerowaste.id eco-enzym adalah hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran. Dr. Rosukon Poompanvong adalah yang memperkenalkan pertama kali Eco-enzym.

Berikut saya akan menjelaskan cara pembuatan Eco-enzym berdasar pada percobaan yang saya lakukan. Bahan dan alat yang dibutuhkan yaitu:

Bahan:

  • 150gr kulit jeruk
  • 50gr gula merah
  • 500ml air
  • Botol Plastik bekas ukuran 1,5 liter

Alat:

  • Pisau
  • Talenan
  • Gelas
  • Sendok

Selanjutnya adalah cara pembuatannya:

  • Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
  • Kemudian, Iris gula merah menggunakan pisau sebanyak yang diperlukan, kemudian masukkan ke dalam gelas dan larutkan dengan air (cukup 1 gelas normal)
  • Selanjutnya, Potong kulit jeruk dengan pisau menjadi bagian-bagian kecil agar mudah dimasukkan ke dalam botol.
  • Lalu, masukkan kulit jeruk dan gula merah ke dalam botol tersebut.
  • Masukkan air 500ml ke dalam botol dan di aduk (cukup dengan mengocok botol sejenak).
  • Terakhir, tutup kembali botol dan Eco-enzym siap difermentasi.

Catatan:

  • Lamanya fermentasi eco-enzym yaitu selama 3 bulan
  • Untuk kulit jeruk, pastikan pada hari-hari awal fermentasi, selalu dibuka setiap harinya, karena jeruk memiliki gas yang cukup tinggi.
  • Hati-hati ketika membuka botol, kadang kala jika gasnya penuh, akan memantulkan tutup botol.
  • Jika ada jamur di dalam botol, cukup membalikkan botol sejenak supaya terbasahi oleh air di dalam botol.
  • Hasil yang diharapkan adalah cairan berwarna coklat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang cukup kuat.

Adapun pemanfaatan dari eco-enzym ini yaitu bisa digunakan sebagai pupuk tanaman (sebagai fertilizer), cairan serbaguna (untuk campuran deterjen, pembersih lantai, pembersih sisa pestisida) dan sebagai pengusir hama alami seperti serangga, kecoa, dan nyamuk.

Kenapa harus membuat eco-enzym? Tujuan utama dari pembuatan eco-enzym ini adalah mengurangi sampah dunia khususnya di indonesia yang ditaksir pada 2020 timbunan sampah di indonesia sebesar 67,8 juta ton menurut KLHK (Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan). Itu adalah jumlah yang sangat besar, dengan kita membuat eco-enzym kita juga turut membantu penerapan 3R. Pembuatan Eco-enzym ini tidak memerlukan lahan yang luas dalam pembuatannya, cukup dengan botol bekas, kita sudah bisa membuatnya yang sekaligus dapat membantu mengurangi polusi udara sampah. Gas metana yang dihasilkan oleh sampah yang dibuang dapat memerangkap 21x panas lebih banyak dari CO2, hal ini sangat memperburuk pemanasan global.

Jadi bisa dikatakan Eco-enzym adalah pengurai sampah termurah dan hemat sekaligus mudah dibuat dirumah sekalipun. Itulah laporan percobaan saya dari Eco-enzym, semoga bisa bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline