Lihat ke Halaman Asli

La OdeMuhammad

Konsultan Teknik

Kemerdekaan Indonesia Tanpa Perpecahan

Diperbarui: 20 Agustus 2019   20:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

La Ode Muhammad Azdhar Baruddin

Merdeka, merdeka,  merdeka!!! 

Pekikan yang senantiasa dikumandangkan oleh pejuang Bangsa Indonesia di bawah alam penjajahan selama kurang lebih 350 tahun dengan hilangnya kebebasan, kedaulatan, penindasan, eksploitasi tenaga manusia, eksploitasi kekayaan alam Bangsa Indonesia yang keuntungannya untuk kepentingan bangsa penjajah.

Atas dasar perjuangan yang militan, teguh, berani dan ikhlas, Bangsa Indonesia tepat pada Tanggal 17 Agustus 1945, mencapai hasil yang diharapkan secara politik yaitu lewat orator ulungnya putra sang fajar Ir. soekarno bersama Drs. Moh. Hatta, memproklamirkan teks yang menjadi landasan bahwa Indonesia merdeka/ naskah proklamasi.

Proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah pemberitahuan kepada diri kita sendiri dan kepada seluruh dunia bahwa Indonesia bangsa yang sudah menjadi bangsa merdeka. Proklamasi kemerdekaan kita, yang sangat singkat dan sederhana itu, merupakan cetusan tekad dan semangat bangsa kita untuk mengakhiri penindasan kolonial dan membangunkan Negara baru yang terbebas dari penjajahan.

Hari ini Sabtu, 17 Agustus 2019, Rakyat Indonesia termasuk saya sendiri memperingati dan merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang Ke-74 tahun.

Setiap elemen Bangsa dari Sabang sampai Merauke merayakannya, bendera dan berbagai umbul-umbul Merah Putih terpasang rapih dan berkibar dimana-mana. Pekikkan lantang "MERDEKA" pasti terdengar di setiap sudut. Indonesia Merdeka!!! ya.. itu sudah pasti dan sudah 74 tahun. Tetapi, apakah seluruh rakyat Indonesia ikut merasakannya?

Kira-kira bagaimana dengan mereka yang untuk ke sekolah harus berjalan kaki puluhan kilometer? Lalu, bagaimana dengan mereka yang tinggal di pedalaman (daerah terpencil) yang untuk ke mana-mana harus berjibaku berjalan kaki berhari-hari? Terus, bagaimana dengan mereka yang tidak pernah disinari listrik selama 74 tahun lamanya? bagaimana dengan para kuli yang harus mempertaruhkan nyawa hanya untuk memastikan anak mereka hari ini bisa makan? apakah mereka sudah merdeka? Apakah benar kemerdekaan ini dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia ?

Berbicara soal ketidakadilan, begitu banyak kasus yang terjadi. Baru-baru ini ramai terdengar dan diperbincangkan di media, calon anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA) asal Labuhanbatu, Sumatera Utara,  yang digantikan namanya oleh orang yang tidak pernah mengikuti seleksi.

Koko namanya, dia adalah anak yatim yang dengan semangat, gigih, mengikuti tahapan seleksi dengan harapan bisa lolos menjadi anggota PASKIBRAKA. Namun, tidak tahu menahu dipertengahan jalan, mengapa tiba-tiba namanya digantikan oleh seseorang yang dimana orang tersebut tidak pernah mengikuti proses seleksi.

Menuju derah timur Papua, menjelang 72 Tahun Indonesia merdeka daerah tersebut baru dialiri listrik. Bagiamana kehidupan dan perasaan mereka sejak itu? Kita saja yang hanya beberapa menit listrik padam, tingkat kritik kita menjadi naik yang bahkan melenceng ke arah mencela para petugas Perusahaan Listrik Negara (PLN). 

Dan masih banyak lagi kasus-kasus lain yang harus dijadikan pembelajaran bagi Pemerintah dan masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline