Sudah lebih dari satu bulan pembuatan sumur resapan oleh pemprov Jakarta terus menuai kritik. pernah ada kritik bahwa sumur resapan jadi sarang nyamuk, sumur resapan kok dibangun di pinggir sungai dan terakhir adalah sumur resapan merusak jalan. Akibatnya ada mobil terjerembab masuk lobang sumur resapan yang dibuat di atas jalan raya.
Tidak aneh memang jika gubernur Jakarta Anies Baswedan dan Pemprov Jakarta terus membangun sejuta sumur resapan. soalnya ada proyek uang besar bisa diserap masuk kantong di sumur resapan. Apa benar satu lobang sumur resapan harganya Rp 28 juta seperti dianggarkan oleh pemprov Jakarta?
Mengapa Pemprov Jakarta tidak menggiatkan dan melibatkan warga membuat lobang biopori? Lobang biopori sudah mulai digalakkan dibuat sejak awal tahun 2000an. Sebagai media tanah menyerap air, lobang biopori cukup efektif karena jumlah uang banyak. Membuat lobang biopori lebih partisipatif melibatkan warga Jakarta. Begitu pula dari sisi biaya cukup ringan dan bisa swadaya warga.
Membuat lobang biopori tidak dipilih lagi oleh Anies. Rupanya Anies lebih memilih melanjutkan sumur resapan walau sudah dikritik publik karena bisa menyerap anggaran APBD Jakarta masuk kantong. ya kalo membuat lobang biopori kan tidak ada uang dan tidak bisa diproyekkan seperti proyek sumur resapan yang untuk menyerap anggarannya APBD Jakarta.
Jakarta, 13 Desember 2021
Azas Tigor Nainggolan.
Ketua Forum Warga Jakarta (FAKTA Jakarta).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H