Lihat ke Halaman Asli

Azalia Taimia

Mahasiswi Hubungan Internasional Universitas Darussalam Gontor

Sifat Pendekatan Diplomasi Islam

Diperbarui: 14 September 2022   23:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Diplomacy adalah seni dan praktek bernegosiasi oleh seseorang (disebut diplomat) yang biasanya mewakili sebuah negara atau organisasi. Rasulullah Saw., telah menjalankan perannya sebagai Nabi, pembuat hukum, pemimpin agama, hakim, komandan pasukan dan kepala pemerintahan sipil. Kebijakan suatu negeri terdiri dari tujuan-tujuan umum yang ingin di capai dalam hubungannya dengan negara-negara lain dengan strategi yang digunakan kepada negara lainnya. Diplomasi merupakan salah satu untuk menjalankan sebuah kebijakan luar negri, namun ada beberapa cara untuk menjalankan kebijakan luar negri seperti, agen rahasia, subversi, dan perang. Dalam pengertian diplomasi ia memiliki karakteristik lama yaitu, 1. Struktur diplomasi lama mengarah pada proses komunikasi antar satu negara dengan yang lain (first track diplomacy) 2. diatur pada suatu dasar hubungan bilateral yang besar dan dengan peraturan yang khusus (hak keistimewaan dan kekebalan) 3. agenda diplomasi berorientasikan HIGH POLITICS. Jika kita menelik kedalam nilai islam, ia memiliki nilai tersendiri. Diplomasi islam memiliki karakteristik menjunjung tinggi persamaan dan kesetaraan sesama umat. dalam bahasa arab seorang duta memiliki sebutan sifarah, yang memilliki arti kedamaian dengan bangsa yang ada di dalam negri atauppun luar negri. Tak dapat disangkal lagi bahwa dalam Al-Qur'an dan Sunnah Nabi terdapat ajaran yang terkait dengan global governance, international relations dan diplomasi. Diplomasi islam di kategorikan sebuah praktik interaksi sosial yang dilakukan dengan kejujuran demi mengambil kepentingan nasionalnya. dalam Al-qur'an telah dijelaskan bahwa, kita diperintahkan untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan. contohnya dalam surat Al-Hujrat:13 yang berbunyi "....menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.....". jika di telik dari kisah nabi dan para khallifah sebelumnya diplomasi di jalankan tanpa kekerasan, sebelum pihak lawan yang memulai. pendekatan diplomasi adalah rahmatan lil alamin dengan praktik yang dilakukan dengan basis syariah, maka mengincar pendekatan yang mana didasari dengan kesetaraan yang adil. Dalam hal lain bisa kita ambil dari kisah nabi Sulaiman yang melakukan interakasi sosial kepada ratu balqis untuk melakukan negosiasi tanpa adanya sebuah kekerasan. Bahkan di saat itu ratu Balqis di hadirkan dengan kemegahan dan kekayaan yang di miliki oleh nabi Sulaiman. Sehingga ratu Balqis terkesima dan menerima negosisasi yang di lakukan oleh nabi Sulaiman. Praktik diplomasi menurut nabi Muhammad SAW. pun juga mengajarkan kepada kita untuk menjalankan dengan cara yang paling baik. Seperti yang dilakukan oleh beliau dengan mengirimkan surat-surat kepada para raja dan kaisar dengan mencatumkan kata-kata indah yang tertata untuk menyeru kepada Allah tanpa sebuah pakasaan. karna jika sebuah pendekatan diplomasi yang dilakukan dengan cara yang baik. maka tidak akan menimbulkan konflik yang akan terjadi pada pihak yang bersangkutan. dalam alquran dijelaskan bahwa,

 

Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat (An-Nahl:91)

Jika al-qur'an telah memerintahkn maka kita sebagai para pedomannya harus mematuhi dengan eraturan yang ada. Kedati demikian untuk menjadi diplomat yang jujur bukan hanya histori belaka dan dari refrensi biasa, namun sudah paten dari hukum Allah. Kita yang hanya hamba Allah apapun kepentingan negara yang inginkan, maka lakukanlah dengan jalur diplomasi yang baik dan sesuauai dengan kriteria diplomat. karena seorang diplomat adalah, Pembagian atau keseimbangan keuntungan,Memperoleh informasi sebagai bahan untuk dijadikan keputusan pertimbangan kebijakan, Meningkatkan kesejahteraan kedua negara yang terlibat, dan juga Memelihara hubungan baik dan kerjasama antara kedua belah pihak.  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline