Lihat ke Halaman Asli

Cross Culture Surabaya X Paris

Diperbarui: 21 Juli 2022   23:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

CROSS CULTURE
SURABAYA - PARIS
PERBEDAAN DALAM KEBERSAMAAN.

Kota Liong Paris, lebih tepat dipertimbangkan, digali berbagai kemungkinannya untuk menjadi dasar kerjasama mendatang dalam berbagai bidang oleh Pemerintahan Surabaya pun penduduknya, sebagaimana dahulu dengan tajuk" Kota Kembar" pemerintah Surabaya dan penduduknya (Seniman, pengusaha) melakukannya.

Begitu kurang lebih yg disampaikan Ibu Sandra, direktur Institut Perancis Indonesia di sanggar anak merdeka Indonesia pada senin lalu (18/07/2022).

Dokpri

Dokpri

Prof, Dr, Soetanto Supiady, menyemangati semua niat yg tertumpah siang itu di Sanggar Anak Merdeka Indonesia, bahkan menyediakan diri membimbing Mahasiswa dari UM Surabaya, Unair, yg turut diskusi, juga mengawal kelanjutan pengamatan sdr, Tommy dengan karya udengnya yang telah menjadi pemantik acara Cross Culture itu.

Pak Sugeng, Ka Binmas polrestabes Surabaya, hadir dalam acara Cross Culture mewakili Kapolrestabes Surabaya, menegaskan pentingnya pendalaman nilai nilai tradisi pada kesenian tradisional Jatim, Surabaya khususnya dan mencermati pengembangannya sehingga tidak tergerus oleh waktu, Mellenial di kemudian tetap tampak karakternya sebagai Arek Suroboyo, Jawa Timur, Indonesia. 

Adinda Setyoningrum, Lurah kelurahan Gunung anyar tambak, menyampaikan pandangannya bahwa nilai nilai luhur yg ada diantara dua Bangsa dua Negara dapat menjadi dasar berproses membangun Kebersamaanan mencapai masa depan penuh kedamaian.

Suher, Dosen dari Universitas Muhammadiyah Surabaya, menyambut baik acara Cross Culture yang diselenggarakan dikampung bersama tokoh tokoh masyarakatnya, sehingga mahasiswa dapat tambahan pengetahuan dan pengalaman.

Tampak hadir dalam forum itu, Budayawan Hendri Nurcahyo, Amang Mawardi, Andri Setiawan dari Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta, Maestro tari Wetanan Tribroto Wibisono, Syahlan Husein, M. Syaifullah aktivis film, Dude dan beberapa musisi dari Palopo Sulawesi selatan dan Karaeng Gasman  Gazali, Seniman yang pengacara juga hadir menyimak.

Dwipayana Pamungkas perwakilan dari Gothe Institut Surabaya, menawarkan gagasanya bahwa kerjasama antar bangsa atau negara sebaiknya tidak bertolak dari kesamaan kesamaannya, justru berangkat dari perbedaan yang ada akan mendapatkan berbagai dinamika.

Acara sederhana itu ditutup dengan sambutan oleh Luky ketua RT 2 Gunung anyar emas, selain mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah hadir dan mendukung acara ini baik langsung pun tak langsung, juga menyatakan Gunung anyar emas khususnya RT 2 dan Sanggar Anak Merdeka Indonesia, senantiasa terbuka untuk bekerjasama dengan semua pihak.

Acara pun diakhiri, teriring salam dari Cak Armuji yg sedianya hadir namun ada tugas mendadak, dan Bu Camat Gunung anyar yg tugasnya hari itu sangat sangat padat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline