Mahasiswa KKN Mengadakan Bimbel di Desa Malayang Memaksimal Pembelajaran di Masa Pandemi

Oleh : Utiatul yulia

Hampir selama kurang lebih dua tahun masyarakat dunia menghadapi pandemi virus covid-19 yang menyebabkan segala aktivitas kehidupan tertunda. Masyarakat dihimbau untuk tetap di dalam rumah selama masa pandemi, terkecuali untuk melakukan hal yang penting atau darurat. Salah satu yang terdampak dengan adanya pandemi yaitu pelaksanaan pendidikan yang dilakukan secara online atau proses pembelajaran dilakukan di rumah masing-masing para siswa dan siswi. Hal ini membuat para orang tua harus ekstra dalam membimbing anak-anaknya untuk memhami materi pelajaran sekolah. Dengan adanya pembelajaran secara online para orang  tua ataupun murid  tidak sedikit yang mengeluh karena sulitnya belajar secara online, mereka lebih senang belajar tatap muka di sekolah. Melihat keadaan ini mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang mengadakan bimbingan belajar di rumah untuk membantu anak-anak dalam memahami materi pelajaran.

Bimbingan belajar diadakan dirumah salah satu mahasiswa KKN UIN Walisongo angkatan  77 di desa Mlayang, mayoritas yang ikut serta dalam bimbingan belajar tersebut adalah anak-anak, mereka adalah murid dari Paud/TK, SD, dan MI. Bimbingan belajar diadakan pada pukul 13.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB, masing-masimg membawa alat tulis dan buku pelajaran sendiri sementara mahasiswa yang mengajar menggunakan peralatan seadanya. Mereka belajar tentang materi yang didapatkan di sekolah dan juga pelajaran tambahan seperti agama, dan lainnya.

Dengan adanya Bimbingan belajar  di rumah oleh mahasiswa KKN diharapakan mampu membantu anak-anak dalam memahami pelajaran dan mendapat ilmu tambahan dan tetap mempertahankan semangat belajar anak-anak. Para orang tuapun merasa terbantu dengan adanya kegiatan bimbel, "Kami sangat berterimakasih kepada mahasiswa KKN yang telah membantu anak-anak kami dalam proses belajar, dengan adanya bimbel sangat membantu, Kami merasa kesulitan untuk membantu mereka dalam proses belajar apalagi kami hanya lulusan SD yang tidak dapat memahami sepenuhnya." Kata Ibu Wasiroh.