Senja yang begitu-begitu saja
Betapa singkat dan tak berbekas apa-apa
Ia berlalu
secepat kelam menelannya kemudian
Namun banyak mata tenggelam dalam decak kagum, lantas mengabadikannya dalam kata-kata
Ada yang larut mengguratkan pena seraya menangis tersedu
Ada yang memilih bercerita tentangnya dengan haru-biru
Ada yang berdiam dalam lamunan bayang-bayang
Mengorek luka-luka lama yang telah sembuh perlahan
Kesemuanya sama: muda-belia berpasrah s'bagai hamba-hamba
Memuja-muja candhikala dan tahtanya yang sedemikian singkat. Tak pernah sadar setan dan balatentaranya keluar dari sarangnya, yang membisik-bisikkan sebuah keputusasaan
Hingga merasuk dalam jiwa dan tiap tetes darahnya, dan detak dalam jantungnya
Terserap daya dan tenaga yang melimpah ruah itu, oleh kuasa jingga yang fana, atau terkadang ungu yang dungu
Lantas dininabobokan malam
Tenggelam dalam muram
hingga tak pernah sempat melihat fajar datang.
Gairah hilang, terkubur dalam jeratan fatamorgana
April 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H