Lihat ke Halaman Asli

Peran Public Relations PT.Pertamina Dalam Memberikan Informasi Yang Akurat Dan Cepat

Diperbarui: 31 Januari 2025   20:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

PT.Pertamina adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor energi. PT.Pertamina memiliki peran yang sangat strategis dalam menyediakan kebutuhan energi bagi Masyarakat Indonesia. Sebagai Perusahaan yang beroperasi di sektor yang sangat penting tentu pertamina seringkali menjadi sorotan publik dan media.  Oleh karena itu, peran Publik Relations (PR) sangat dibutuhkan untuk menjaga reputasi dan citra Perusahaan. Apalagi di era globalisasi dan digitalalisasi yang berkembang pesat ini kebutuhan informasi yang akurat dan cepat menjadi faktor sangat penting. PR berfungsi sebagai penghubung komunikasi antara Perusahaan dan Masyarakat, serta untuk memastikan bahwa semua informasi yang disampaikan mampu membangun kepercayaan dan transparansi.

Bagi PT.Pertamina, penyampaian informasi yang akurat dan cepat sangatlah penting, terutama dalam situasi krisis atau ketika timbul isu kontroversial terkait perusahaan. Krisis tidak pernah memandang ras atau pilih-pilih, itu dapat terjadi di mana saja, kapan saja, dan pada siapa saja. Krisis dapat membahayakan perusahaan dengan menghilangkan kepercayaan masyarakat dan menciptakan citra buruk di mata Masyarakat. Dalam menangani krisis, PR harus dapat mempertahankan citra perusahaan di mata public (Rosyidah, 2023).

Keterlambatan atau kesalahan dalam penyampain informasi dapat berdampak negatif pada citra perusahaan dan bahkan dapat menimbulkan kerugian finansial. Oleh karena itu, PR PT.Pertamina harus mampu mengelola informasi secara efektif dan mampu merespon dengan akurat dan cepat terhadap setiap permasalahan atau pertanyaan dari Masyarakat. Public Relations adalah metode yang digunakan oleh suatu organisasi atau perusahaan dalam upaya pengelolaan agar mendapatkan tanggapan yang positif dari masyarakat umum dan untuk membantu membentuk hubungan antara organisasi dan masyarakat umum ( Kusanti dan Leliana, 2018 dalam Rosyidah, 2023:1-2).

Dalam menjalankan perannya, PR PT.Pertamina menciptakan komunikasi yang efektif antara perusahaan dengan masyarakat. Mengingat adanya berbagai masalah strategis seperti perubahan harga bahan bakar, kebijakan distribusi energi dan kebijakan lingkungan, maka PR harus mampu menyampaikan informasi secara transparan dan akurat agar tidak terjadi kesalahpahaman. Selain itu, kecepatan penyampaian informasi juga menjadi faktor penting dalam membentuk citra suatu perusahaan, di tengah persaingan global dan tuntutan masyarakat yang semakin tinggi.

Public Relations PT.Pertamina berperan penting dalam memberikan informasi yang akurat dan cepat serta berfungsi juga dalam menjaga komunikasi yang baik antara perusahaan dan Masyarakat, Mengingat PT.Pertamina merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tentu seringkali menjadi sorotan publik maka dari itu dibutuhkan PR untuk bertanggung jawab membangun citra positif serta mempertahankan kepercayaan. Dalam memberikan informasi kepada masyarakat PT.Pertamina menyusun tim komunikasi mulai dari pusat hingga ke daerah, kedua tim tersebut bekerjasama dalam memberikan informasi yang akurat dan cepat, tim ini juga berfungsi untuk mengatasi krisis dan isu-isu yang terkait perusahaan,

Senior Media Relations PT.Pertamina, Nerisa Pitrasari menyampaikan

"Krisis komunikasi, dalam waktu 24 jam bagaimana mengatasi krisisnya. Jadi kalau pada prakteknya, begitu ada krisis, kita akan melihat dulu ini krisisnya ada di level mana. Tapi secara otomatis di Pertamina hal itu relatif cepat, karena apa? Karena sebelum adanya krisis atau sudah menjadi rutinitas di Pertamina bahwa kita ada yang namanya simulasi. Jadi sebelum ada krisis kita memang sudah latihan, sudah perencanaan. Jadi kita gak nunggu krisis dulu, kita sudah punya namanya puskodal atau pusar koordinasi. Yang tidak hanya ada media disitu tapi seluruh pihak di Pertamina terlibat. Nah dengan adanya simulasi itu maka kita bisa lebih cepat dalam merespon jika ada kejadian."ujar Nerisa Pitrasari.

Krisis biasanya merupakan ancaman yang memaksa perusahaan mana pun untuk memperbaiki reputasinya, dan dapat didefinisikan sebagai situasi yang dialami oleh perusahaan besar atau kecil (Hutasoit dkk., 2023 dalam Puspaningtyas et al., 2024:3). Kejadian seperti ini dapat dengan mudah mempengaruhi reputasi dan citra PT Pertamina karena reputasinya sebagai pemasok bahan bakar nasional. Kejadian ini dengan mudah akan dipengaruhi oleh kredibilitas reputasi yang telah dibangun. Petugas hubungan masyarakat tidak hanya harus membangun reputasi perusahaan; mereka juga harus menjaga hubungan dengan pemangku kepentingan dan masyarakat serta memperhatikan aspek sosial masyarakat dan lingkungan. Oleh karena itu, CSR dapat memainkan peran yang signifikan dan penting dalam reputasi pembangunan ini. (Puspaningtyas et al., 2024). Pengelolaan krisis komunikasi ini menjadi sangat penting dan perlu mendapat perhatian khusus, karena jika tidak dikelola dengan benar isu-isu ini dapat berkembang menjadi krisis yang dapat membuat citra negatif bagi perusahaan.

Melihat era globalisasi dan digitalisasi saat ini pertamina membutuhkan strategi dalam penyampaian informasi. Pertamina dapat memanfaatkan media digital dan sosial, media sosial juga dapat digunakan untuk memantau isu-isu yang berkembang. Media berfungsi sebagai jalur komunikasi dan informasi antara pemangku kepentingan Oleh karena itu, media terus menjadi alat yang sangat efektif untuk menyampaikan pesan kepada internal Public Relations dari manajemen tingkat tinggi hingga bawahannya, atau sebaliknya. Di sisi eksternal, media juga berfungsi sebagai penghubung antara Public Relations dengan komunitas, pelanggan,   pemerintah, dan juga media massa itu  sendiri untuk membentuk opini sehingga tercipta citra positif perusahaan (Khadijah, 2012).

Seperti yang disampaikan Senior Media Relations PT.Pertamina, Nerisa Pitrasari

"keberhasilan strategi komunikasi apakah skala krisis. Nah kalau untuk secara general. Biasanya keberhasilan komunikasi itu kita lihat dari tone pemerintahan. Jadi hal ini juga yang menjadi acuan utama kami. Karena paling mudah dan paling cepat. Kami kan punya media monitoring. Biasanya ketika terjadi krisis kita akan langsung stand by ngecek media monitoring. Tone pemerintahan atau sentimen positif, netral, negatif itu kita pantau. Dari situ pertama kita bisa lihat bagaimana dengan persepsi masyarakat. Media kita anggap sebagai masyarakat. Kemudian kita juga bisa melihat apakah release-nya kita, statement-nya kita juga benar-benar sampai ke media. Diangkat atau enggak oleh media." ujar Nerisa Pitrasari

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline