Lihat ke Halaman Asli

Menganalisis Puisi "The Hollow Men" Karya T.S Elliot

Diperbarui: 26 Februari 2022   15:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Nama Kelompok:

Nur Ayu Wulandari (21)

Nur Wafiroh (22)

*Unsur Intrinsik Puisi 'The Hollow Men'

1. Tema: mengemukakan tentang peradaban modern. Manusia modern dipenuhi dengan ide-ide, opini-opini serta kepercayaan yang mereka sendiri tidak dapat merasakannya. 

2. Tujuan/Maksud: tujuan utama Eliot dalam puisi ini sebenarnya menciptakan suasana frustasi, kekosongan serta kesedihan seperti diungkapkan dalam kalimatnya “rats feet over broken glass” (baris ke-9), juga dalam kalimat “the cactus land” (baris ke-40). Pada bagian ke-5 dari sajak ini, T.S. Elliot dengan rima yang kekanak-kanakan berusaha mengungkapkan tidak adanya tujuan yang pasti kehidupan manusia modern.

*Unsur Ekstrinsik Puisi 'The Hollow Men'

Biografi T.S. ELLIOT

Thomas Stearns Eliot OM (26 September 1888 – 4 Januari 1965) adalah seorang penyair , penulis esai , penerbit , penulis naskah drama , kritikus sastra dan editor . Ia lahir di kota St. Louis sebagai putra bungsu dari enam bersaudara di keluarga Eliot, sebuah keluarga kaya raya dan terpandang. 

Cintanya terhadap literature berkembang sejak kecil, ketika ia sering menghabiskan waktu sendiri karena penyakit pencernaannya yang membuat ia tidak mampu melakukan kegiatan fisik terlalu banyak. Ia mempelajari bahasa latin di Smith Academy sejak tahun 1898 hingga tahun 1905. Pada tahun 1905, ia menerbitkan karya awalnya, seperti puisi pertamanya “A Fable For Feasters” dan beberapa karya lain seperti lagu “The Harvard Advocate”, cerita pendek “Birds of Prey” dan “A Tale of a Whale”. 

Eliot pertama kali menarik perhatian luas untuk puisinya " The Love Song of J. Alfred Prufrock " pada tahun 1915, yang pada saat penerbitannya dianggap aneh. Disusul oleh " The Waste Land " (1922), " The Hollow Men " (1925), " Ash Wednesday " (1930), dan Four Quartets (1943). Ia juga dikenal karena tujuh drama, khususnya Pembunuhan di Katedral (1935) dan Pesta Koktail (1949). Dia dianugerahi Hadiah Nobel dalam Sastra pada tahun 1948 , "untuk kontribusinya yang luar biasa, perintis untuk puisi masa kini".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline