Lihat ke Halaman Asli

Rothschild dan Murdoch, Duo Yahudi Tukang Sadap

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Berita tentang penyadapan perusahaan Bakrie yang dilakukan Nat Rothschild marak lagi. Awalnya saya pikir ini akal-akalan medianya Bakrie saja, tapi ternyata hampir semua media (termasuk Kompas) mengangkat berita ini. Bahkan TEMPO yang biasanya menyerang Bakrie juga memberitakan kasus penyadapan ini dengan cukup mendetail. Mungkin karena yang menjadi korban bukan hanya Bakrie, tapi juga pengusaha lokal lainnya: Samin Tan.

Rothschild sangat tertarik dengan Indonesia sejak tahun 2009. Saat itu banyak berita tentang politik Indonesia seperti tayangan komedi saja; bahkan di luar negeri tersiar juga kabar-kabar yang menyebut pemenang pemilu 2009 adalah yang modal kampanyenya paling besar dan banyak caleg yang mengalami gangguan kejiwaan (stress) akibat gagal terpilih. Menurut Rothschild, hal tersebut adalah peluang besar untuk menguasai (ekonomi) Indonesia, terutama di sektor tambang. Indonesia yang kaya akan sumber daya alam ternyata dipimpin oleh orang-orang gila harta dan kekuasaan alias mudah untuk dikendalikan. Tak lama, Rothschild segera mendekati Bakrie yang kebetulan sedang butuh bantuan ekonomi dan secara politik sudah punya nama.

Tapi pada akhirnya Rothschild sadar bahwa Bakrie dan Samin Tan tidak mudah untuk dikendalikan. Penyadapan kepada perusahaan milik kedua pengusaha pribumi ini adalah bukti bahwa Rothschild hanya diperlakukan sebatas rekan oleh Bakrie dan Samin Tan.

Cara yang digunakan Rothschild untuk menyadap informasi adalah dengan menggunakan email palsu yang berisi link berbahaya. Link yang jika diklik maka akan mengarahkan targetnya ke sebuah situs tertentu yang mampu menginstall program pembobol data. Untuk Samin Tan, Rothschild mengirimkan email palsu, seolah seseorang dari wikipedia menginformasikan ada halaman biografi Samin Tan di wikipedia dan Samin Tan dimintai tolong untuk mengklarifikasi data serta informasi yang terkandung di dalamnya. Tapi link tersebut ternyata mengarah ke sebuah halaman offline. Sejak itulah seluruh data di komputer Samin Tan bisa diakses dan email-email Samin Tan bisa dibaca oleh Rothschild.

Data-data yang didapat, digunakan Rothschild untuk mengamankan tujuannya menguasai bisnis tambang Indonesia. Seperti misalnya ketika Samin Tan dan Bakrie sepakat menghentikan sepak terjang Rothschild di perusahaan tambang BUMI Plc, Rothschild langsung mengirimkan kabar ke berbagai media massa bahwa dirinya mengundurkan diri. Triknya sama: Rothschild mengirimkan email palsu yang berisi bocoran rahasia berupa hasil rapat BUMI Plc. Ketika rapat tersebut berakhir, media-media sudah siap menurunkan berita tentang pengunduran diri Rothschild. Padahal kenyataannya Rothschild disingkirkan lewat suara mutlak dari para pemegang saham.

Namun seiring dengan terbongkarnya penyadapan yang dilakukan terhadap Bakrie dan Samin Tan, tentu Rothschild harus bersiap untuk menghadapi kemungkinan terburuk. Sebab kasus serupa pernah menimpa Rupert Murdoch dan tabloidnya: News of The World. Setelah kabar tersebut terungkap, publik langsung mengecam aksi penyadapan yang dilakukan tabloid tersebut. Dampaknya fatal: News of The World yang berusia 168 tahun harus ditutup, dan Rupert Murdoch di-blacklist oleh pemerintah Inggris. Bila Nat Rothschild terbukti bersalah, misalnya jika hacker yang bekerja padanya tertangkap dan buka suara, tentu Nat bisa bernasib sama dengan Murdoch: ruang geraknya terbatas dan kehilangan kepercayaan dari banyak pihak.

Melihat garis keturunan Rupert Murdoch dan Nat Rothschild yang sama-sama keturunan Yahudi, rasanya tidak perlu heran lagi melihat gigihnya mereka berjuang mencapai keinginannya. Menghalalkan segala cara, niat untuk mendominasi, dan tidak mempercayai siapa pun adalah modus dari bangsa Yahudi. Menghadapi Rothschild yang memiliki karakter seperti itu, banyak pihak merasa heran dengan sikap Bakrie dan Samin Tan yang berani melawan. Terutama Bakrie, sebab kabarnya orang yang berniat menjadi presiden di 2014 ini sedang mengalami krisis finansial. Tentu sangat berisiko menyatakan perang kepada Nat Rothschild yang anggota salah satu keluarga terkaya di muka bumi.

Sangat disayangkan tidak ada pengusaha lokal selain Bakrie dan Samin Tan yang berani melawan pihak-pihak asing yang berusaha menguasai bisnis Indonesia. Entah karena memang tidak berani, karena tidak sanggup atau karena terlanjur 'dibeli' oleh pihak asing. Sedih rasanya melihat emas di Papua dan minyak kita di berbagai laut diambil seenaknya tanpa ada timbal balik yang sepadan dengan nilainya. Seandainya semua penguasaha pribumi berani melawan asing, pasti bangsa ini akan makmur dan tumbuh menjadi negara besar yang dihormati di dunia.

Berbagai sumber:


  1. Tempo.co - Komputer Samin Tan Dibobol, Dokumen Penting Raib
  2. Thejakartapost.com - Bakrie Group accuses Rothschild of hacking
  3. Detik.com - Setelah Grup Bakrie, Sistem & Email Perusahaan Samin Tan Juga Kena Bajak
  4. Kompas.com - Skandal Media Murdoch
  5. Wikipedia.org - News International Scandal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline