Lihat ke Halaman Asli

Ayu Windyra

Mahasiswa Universitas Islam Riau Prodi Administrasi Bisnis

Festival Pacu Jalur Festival Turun Temurun Masyarakat Kuantan Singingi Yang Mendunia

Diperbarui: 3 Januari 2025   16:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto kedua jalur sedang berpacu

Festival Pacu Jalur Festival Turun Menurun Masyarakat Kuantan Singingi Yang Mendunia
 

Kuantan Singingi merupakan kabupaten yang ada di Riau, yang mempunyai wisata unggulan yaitu pacu jalur yang diselenggarakan pada bulan Agustus untuk memperinggati Kemerdekaan Republik Indoneisa. Pacu Jalur merupakan perlombaan dayung tradisional yang menggunakan perahu dari kayu gelondongan, alias kayu utuh tanpa sambungan. pacu jalur tidak masuk kedalam kalender pariwisata nasional karena minimnya jumlah wisatawan mancanegara dan rendahnya nilai komersial pada event tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data secara wawancara, observasi dan dokumentasi. Strategi yang digunakan dalam pemasaran wisata pacu jalur dengan menggunakan promosi media sosial (melalui Web, Youtube, Facebook, Istagram dll), Pemerintah Daerah juga harus menyediakan fasilitas penujang seperti Buatlah paket wisata yang menarik yang berisikan harga tiket, transportasi, makan minum dan kriteria lain yang menggiurkan untuk dibeli. Cara ini lebih mudah membuat fitur dalam wisata terjual dan dikenal oleh pengunjungnya, fasilitas terlihat untuk menyediakan fasilitas berupa taman bermain anak, kamar mandi, toilet, akses gerbang masuk dan keluar yang tepat. buat lah kesan branding yang menarik, menggadakan seminar tentang pacu jalur, sering mengadakan pameran-pameran tentang pacu jalur agar para wisatawan baik lokal maupun mancanegara mau berkunjung dan menetapkan tanggal tetap dalam mengadakan event pacu jalur, agar wisatawan sudah ada rencana akan melihat kemeriahannya. Adapun yang menghambat kelancaran wisata pacu jalur ini adalah tentang ketersedian dana dan SDM

Pacu Jalur merupakan event yang menjadi kebanggaan masyarakat Kuantan Singingi. Setiap tahun event ini dilaksanakan dan masyarakat menyambut secara antusias. Hal ini ditandai dari ramainya masyarakat yang hadir dalam perlombaan tersebut. Di samping itu, memenangkan perlombaan ini merupakan suatu kebanggaan bagi masyarakat yang memiliki jalur tersebut. Perlombaan Pacu Jalur dipersiapkan oleh setiap peserta lomba yang berasal dari kecamatankecamatan yang ada di Kabupaten Kuantan Singingi dan daerah lain yang ikut berpartisipasi dalam perlombaan tersebut. Jalur merupakan wujud kebudayaan bagi masyarakat Kuantan Singingi yang diwariskan secara turun temurun. Bagi masyarakat Rantau Kuantan jalur memiliki makna tersendiri, baik bagi diri pribadi maupun sebagai warga kampung. Jadi, tidak sempurna suatu kampung jika warganya tidak mempunyai jalur. Tradisi pacu jalur masyarakat Kuantan Singingi menuntut adanya solidaritas sosial masyarakat. Tanpa kekompakan dan kebersamaan warga masyarakat, jalur tidak akan mungkin diwujudkan. Salah satu bentuk solidaritas masyarakat diperlihat dalam tahapan maelo. Maelo atau menarik kayu atau jalur setengah jadi) merupakan suatu tahapan dalam pembuatan jalur. Tahapan ini dilakukan setelah kayu jalur ditebang. Mengingat maelo merupakan pekerjaan yang berat yang memerlukan banyak tenaga manusia, maka amat diperlukan solidaritas dan partisipasi masyarakat.

Foto suporter dalam melihat festival pacu jalur

Tradisi Pacu Jalur merupakan ajang yang menjadi kebanggaan masyarakat Kuantan Singingi. Setiap tahun acara digelar dan disambut masyarakat dengan antusias. Hal ini ditandai dari ramainya masyarakat yang hadir atau menonton jalannya perlombaan. Di samping itu, memenangkan perlombaan ini merupakan suatu kebanggaan bagi masyarakat yang mempunyai jalur tersebut. Pacu jalur tidak hanya melibatkan unsur fisik, namun juga hal-hal yang berbau magis. Dukun menjadi salah satu unsur penting untuk memenangkan perlombaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian yang mendalam tentang unsur-unsur magis yang terdapat dalam tradisi pacu jalur. Kajian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informasi yang berkaitan dengan kajian ini didapatkan dari informan kunci, yaitu: dukun jalur, tukang jalur, anak pacu, pengurus jalur, tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat. Hasil penelitian menemukan bahwa unsur-unsur magis hampir terdapat pada setiap proses dalam tradisi pacu jalur. Bertahannya unsur magis dalam kegiatan ini karena masyarakat mempercayai bahwa kekuatan tersebut mempunyai pengaruh dalam memenangkan perlombaan.

Keberadaan Magis sepertinya sudah menjadi sebuah kebutuhan bagi sebagian masyarakat di Indonesia. Dalam tinjauan sejarah, ilmu gaib sudah ada sebelum Islam masuk ke Indonesia yang sering digunakan masyarakat untuk berbagai ritual seperti penyembuhan penyakit, mencari jodoh, memperoleh kekayaan, dan lain sebagainya. Hal ini berlanjut hingga ke tingkat dunia modern saat ini. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak mampu menghapus fenomena tersebut secara keseluruhan karena banyak sekali tradisi yang hidup di masyarakat telah menjadi darah daging yang sulit untuk dihilangkan. Namun pada akhirnya praktik magis yang terjadi di masyarakat cenderung mengesampingkan nilai dan norma dalam Islam. Fenomena Ajaib juga terdapat pada Masyarakat Kecamatan Kuantan Singingi dalam rangka prosesi Pacu Jalur, mulai dari perencanaan pembuatan jalur hingga jalur yang setiap tahunnya dilombakan di sungai atau Batang Kuantan.

Jalur bukan hanya sekedar alat transportasi atau perahu lomba, tetapi lebih dari itu. Jalur merupakan suatu warisan budaya nenek moyang secara turun temurun bagi masyarakat Kuantan Singingi yang memiliki banyak kearifan local dalam menyikapai kondisi alam di sekitarnya. Kehadiran jalur sebagai sarana transportasi merupakan bukti dari kearifan tersebut. Oleh karena itu, hasil kraesi masyarakat Kuantan Singingi ini perlu dilestarikan agar tetap eksis hingga akhir zaman. Maelo jalur merupakan suatu tradisi yang melekat dan mendarah daging bagi masyarakat desa Lubuk Ambacang. Maelo jalur ditunggu-tunggu oleh masyarakat, karena dapat menjadi hiburan bagi kalangan masyarakat baik, ibu-ibu, anak-anak, maupun kalangan muda. Bagi masyarakat desa Lubuk Ambacang Maelo jalur dapat mempersatukan hubungan antar masyarakat dan terlihat dengan jelas adanya nilai gotong royong, solidaritas masyarakat saat pelaksanaan maelo jalur. Dalam proses maelo jalur ini dilakukan proses manual dengan menggunakan tenaga manusia menarik jalur dari hutan dan dibawa ke sungai terdekat dilakukan dengan aba-aba, sehingga terlihat kekompakan dan solidaritas sosial masyarakat dapat menjadi cocok dan masyarakat dapat menerima aturan-aturan yang berlaku, sehingga mampu mengikat mereka untuk datang beramai-ramai melakukan aktivitas menarik jalur ini. Dengan demikian, dapat dikatakan maelo jalur merupakan salah satu hasil budaya masyarakat yang dapat merekat hubungan antar warga masyarakat.

 
Pacu Jalur merupakan adat budaya tahunan yang diadakan di Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau. Dalam bahasa penduduk Riau, "jalur" berarti "perahu". Sehingga, "Pacu Jalur" merupakan perlombaan mendayung perahu yang terbuat kayu gelondongan dengan jenis kayu yang tahan air dan tidak mudah pecah. Menurut kepercayaan warga setempat, kemenangan dalam Festival Pacu Jalur tidak hanya sekadar soal kekompakan para pendayung, melainkan juga dipengaruhi oleh kualitas kayu yang dipilih oleh dukun kayu. Ide ini berasal dari keingintahuan dokumentaris tentang proses pembuatan "jalur" yang digunakan untuk perlombaan Pacu Jalur di Kabupaten Kuantan Singingi. Selain itu, pemilihan ide tentang proses pembuatan "jalur" juga untuk memperkenalkan budaya Pacu Jalur kepada masyarakat luas. Secara lebih jauh, yang tak kalah unik dari proses pembuatan "jalur", yakni: karena prosesnya melibatkan Dukun Kayu. Hal tersebut membuat dokumentaris ingin menggali lebih dalam mengenai peran Dukun Kayu sebagai orang yang memilih pohon untuk ditebang dan dijadikan "jalur" untuk berlomba. Tradisi budaya yang sudah berlangsung sejak zaman penjajahan Belanda ini menjadi sebuah hal yang harus dilestarikan. Kegiatan lomba pacu jalur ini tidak hanya ajang lomba tetapi juga menjadi ajang silaturahmi, ajang gotong royong, memperkuat ikatan masyarakat untuk saling membantu satu sama lain mulai dari pembuatan jalur hingga lomba berlangsung. Kegitan pacu jalur melibatkan banyak pihak mulai dari pemerintah hingga warga dan menjadi kunci adanya dukun jalur.

Saat ini pacu jalur menjadi trending topik dan viral berkat aksi penari cilik yang biasa disebut anak pacuan,hal ini sangat berdampak positif bagi masyarakat Kuantan  Singingi. Sehingga dapat menarik para wisatawan baik luar atau dalam negri.Sehingga juga harus perlu adanya promosi budaya pacu jalur ini yang dimana di daerah Riau memiliki 12 Kabupaten dan Kota yang masing-masing memiliki icon pariwisata daerah yang menarik untuk di kunjungi. Salah satunya yaitu Kabupaten Kuantan Singingi yang memiliki kebudayaan yang menjadi keunggulan dan kebanggaan masyarakat Kuantan Singingi yaitu Pacu Jalur. Pacu Jalur merupakan festival yang bernuansa tradisional dan telah ditetapkan masuk ke dalam Kalender Pariwisata Nasional (Major Event) dan telah dinobatkan sebagai pariwisata terpopuler di Indonesia di ajang Anugrah Pesona Indonesia (API). Penelitian ini bertujuan mengetahui Strategi Humas Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi dalam Mempromosikan Pacu Jalur sebagai Icon Pariwisata Daerah. Dalam pemaparannya, kajian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan data-data yang diperoleh memalui observasi dan wawancara. Rumusan masalah penelitian yaitu bagaimana Strategi Humas Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi dalam Mempromosikan Pacu Jalur Sebagai Icon Pariwisata Daerah. Subjek penelitian ini adalah Humas Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kuantan Singingi. Dalam melakukan kegiatan promosi dan menjadikan pacu jalur sebagai icon pariwisata daerah, humas pemerintah kabupaten Kuantan Singingi mempunyai beberapa strategi yaitu menetapkan komunikator, menetapkan target sasaran, menyusun pesan, dan memilih media yang hendak digunakan. Adapun kesimpulan dari hasil penelitian yaitu Strategi Humas Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi dalam Mempromosikan Pacu Jalur Sebagai Icon Pariwisata Daerah yaitu dengan melakukan promosi pacu jalur melalui Kepala Dinas dalam berbagai acara formal, dan selain itu juga menggunakan media massa yaitu media cetak seperti surat kabar dan majalah, media elektronik seperti televisi dan radio, media non massa seperti brosur, spanduk atau baliho, dan juga media sosial seperti facebook, dan instagram, serta bekerjasama dengan lembaga pemerintahan maupun lembaga swasta.

Foto anak pacu yang sedang menari diatas jalur karena jalurnya unggul 

Festival Pacu Jalur Membuka Peluang Bisnis Bagi Masyarakat Kuantan Singingi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline