Lihat ke Halaman Asli

Inovasi Energi Ramah Lingkungan: Mengubah Sampah Organik Menjadi Solusi Global Warming

Diperbarui: 18 Januari 2025   19:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Upaya melawan pemanasan global sering kali terdengar sebagai isu besar yang membutuhkan kebijakan internasional dan teknologi canggih. Namun, inisiatif warga Kelurahan Mojo, Kecamatan Gubeng, Surabaya, menunjukkan bahwa solusi untuk menyelamatkan bumi bisa dimulai dari langkah kecil yang sederhana tetapi sangat berdampak. Perancangan alat konversi biogas dari sampah organik adalah salah satu bentuk inovasi lokal yang patut diapresiasi.

Mengubah limbah organik menjadi biogas adalah ide yang cerdas sekaligus relevan. Dalam skala rumah tangga, sampah organik sering kali hanya berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA), yang kemudian membusuk dan menghasilkan gas metana, salah satu penyebab utama efek rumah kaca. Dengan teknologi biogas ini, gas metana yang berbahaya tidak lagi terbuang percuma ke atmosfer, melainkan dimanfaatkan sebagai energi terbarukan yang ramah lingkungan. Ini adalah langkah dua kali menang: mengurangi emisi gas rumah kaca sekaligus menyediakan alternatif energi bagi masyarakat.

Namun, lebih dari sekadar inovasi teknologi, program ini juga memiliki dampak sosial dan edukasi yang luar biasa. Melalui pelatihan yang melibatkan masyarakat, warga tidak hanya mendapatkan manfaat langsung dari penggunaan alat tersebut, tetapi juga dibekali pengetahuan untuk merawat, memperbaiki, atau bahkan mengembangkan teknologi ini lebih lanjut. Langkah ini sangat penting untuk memastikan keberlanjutan program, terutama di tengah tantangan masyarakat yang sering kali kurang diberdayakan dalam isu lingkungan.

Yang menarik adalah, alat konversi biogas ini tidak membutuhkan teknologi yang kompleks atau biaya besar. Dengan memanfaatkan bahan lokal dan rancangan yang sederhana, teknologi ini bisa diadaptasi dengan mudah oleh komunitas lain. Hal ini membuka peluang besar untuk mereplikasi kesuksesan Kelurahan Mojo di daerah-daerah lain, terutama yang memiliki masalah serupa dengan pengelolaan sampah organik.

Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar program ini dapat memberikan dampak yang maksimal. Pertama, penting untuk terus mendampingi masyarakat agar mereka memahami pentingnya memilah sampah organik dengan benar. Sosialisasi yang berkelanjutan akan membantu memastikan bahwa alat ini digunakan secara optimal. Kedua, perlu adanya dukungan kebijakan dari pemerintah daerah, misalnya melalui insentif untuk rumah tangga atau komunitas yang aktif menggunakan alat ini. Kebijakan ini bisa menjadi dorongan tambahan untuk memperluas adopsi teknologi ramah lingkungan seperti biogas.

Selain itu, peran sektor pendidikan juga tidak kalah penting. Teknologi biogas ini bisa diajarkan di sekolah-sekolah sebagai bagian dari pendidikan lingkungan hidup. Anak-anak yang memahami pentingnya energi terbarukan sejak dini akan tumbuh menjadi generasi yang lebih peduli terhadap bumi.

Kelurahan Mojo telah membuktikan bahwa langkah kecil di tingkat lokal bisa memberikan kontribusi nyata dalam menghadapi tantangan global. Ketika banyak orang masih sibuk berdiskusi tentang solusi besar untuk mengatasi perubahan iklim, warga Mojo telah mengambil tindakan nyata. Semoga inovasi ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk mulai berpikir tentang bagaimana kita bisa melakukan perubahan dari lingkungan sekitar kita.

Pemanasan global adalah tanggung jawab bersama, dan Kelurahan Mojo telah menunjukkan kepada kita bahwa setiap langkah, sekecil apa pun, memiliki dampak yang besar jika dilakukan dengan tekad dan kerja sama. Sudah saatnya kita semua belajar dari mereka dan mulai bertindak untuk menyelamatkan bumi ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline