Lihat ke Halaman Asli

Ayu Uyun Nazili

Guru PAI dan Budi Pekerti

Bertasawuf di Usia Muda

Diperbarui: 20 Oktober 2024   18:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perlunya mengenalkan tasawuf pada anak usia dini, karena pasti mereka akan menanyakan pertanyaan seperti "siapa tuhan itu?", atau "dimana tuhan berada?". Dari pertanyaan itu maka kita sebagai orang yang lebih tua dapat memberikan pemahaman yang bisa di terima oleh usia mereka. Setelah mamberikan sedikit pemahaman tentang dunia tasawuf kepada anak-anak, kalangan yang harus dikenalkan dengan tasawuf adalah kalangan anak muda dan remaja. Pada dasarnya anak muda dan remaja adalah sosok yang sedang mencari jati diri dan memiliki jiwa yang labil, sehingga kehidupan di kalangan remaja sering dihiasi dengan kehidupan yang bersifat negatif.

Saat ini kemerosotan moral yang terjadi pada kalangan remaja menjadi momok besar yang perlu diwaspadai, Pemuda memaknai hal ini bukan sebagai kemerosotan moral, melainkan sebagai kemajuan zaman. Untuk mencegah sesuatu yang bersifat negatif pada remaja, sebaiknya pengenalan tentang tasawuf harus dilakukan. Dengan memperkenalkan tasawuf, diharapkan remaja bisa memiliki jiwa yang tangguh, kuat, dan memiliki rasa tanggung jawab tinggi. Modernisasi zaman dan teknologi menyebabkan anak muda masa kini tidak mau dianggap ketinggalan zaman, sehingga mereka mempunyai rasa "gengsi" jika tidak bisa atau tidak tahu kemajuan zaman. Dalam hakekatnya, gengsi tidak berlaku pada tasawuf. Justru dengan bertasawuf kita tidak diajarkan untuk gengsi karena tasawuf mengajarkan tentang kesederhanaan dan hidup dengan keadaan apa adanya dan bukan di ada-adakan untuk ada. Dan jika anak muda sekarang dibekali dengan tasawuf, maka tasawuf itu akan selalu berbuat yang utama bagi seorang hamba dalam setiap waktunya.

Di kalangan kaum muda, tasawuf mulai bangkit. Begitupun di kalangan intelektual. Bahkan juga sudah terbentuk komunitas-komunitas tasawuf, baik di dalam maupun luar negeri. Di Eropa dan Amerika ada Ibnu Arabi Society. Komunitas penggiat tasawuf. Di Indonesia, ada Jam'iyyah Ahlit Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyyah (JATMAN) yang menaungi tarekat-tarekat muktabarah.

Bahkan, JATMAN memiliki organisasi regenrasi di tingkat mahasiswa yakni Mahasiswa Ahlit Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyyah (MATAN). Organisasi ini sudah tersebar di seluruh kampus besar di Nusantara. Mereka yang ikut adalah mahasiswa muda yang memiliki ketertarikan dengan dunia batiniah atau sufisme.

Oleh karena itu, tasawuf yang melekat dalam diri pemuda akan mengarahkan kepada insan yang bersih dari kekeruhan, penuh dengan fikiran (kearifan) menganggap sama antara emas dan lumpur, selalu beribadah hanya kepada Allah. Bagi para pemuda yang dalam dirinya telah melekat tasawuf, maka memelihara sunnah dan adab Nabi SAW adalah suatu kewajiban. Dengan kata lain, sunnah dan adab itu wajib dipelihara karena tiada jalan untuk dapat sampai kepada Allah kecuali mengikuti sunnah Rasulullah SAW dan itu sebagai pertanda cinta kepada Allah SWT.

Jadi, tujuan terpenting dari tasawuf adalah lahirnya akhlak yang baik dan menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. Dalam kehidupan modern khususnya kehidupan pemuda, tasawuf menjadi obat yang mengatasi krisis kerohanian manusia modern yang telah lepas dari pusat dirinya, arti dan tujuan dari hidupnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline