Hari raya Galungan yang memiliki makna yaitu untuk memperingati kemenangan Dharma atau kebajikan melawan Adharma atau kejahatan, Hari raya Galungan yang dilaksanakan disetiap 210 hari dan pada tahun ini hari raya galungan jatuh pada tanggal 10 november 2021 yang berdasarkan perhitungan dari pawukon yaitu jatuh di hari Rabu pancawara Kliwon, wuku Dungulan.
Pelaksanaan hari raya galungan ini di maksud agar umat hindu dapat mengendalikan hawa nafsu yang sifatnya mengganggu ketenangan jiwa yang akan terpengaruh didalam setiap kegiatan baik secara individu ataupun kelompok. nafsu yang berada pada diri umat hindu yang disebut dengan Kala tiga yang berarti tiga bentuk kala yang secara bersama mulai dari sejak hari Minggu sehari sebelum penyajaan galungan, di hari Senin dan akan berakhir pada hari Selasa tepatnya pada Penampahan Galungan.
Tiga kala itu ialah Kala Amangkurat, kala galungan, kala dungulunan. Kala amangkurat adalah hawa nafsu yang ingin menguasai semua keinginan secara batin dan nafsu ingin memerintah bila tidak bisa dikendalikan tumbuh menjadi nafsu serakah untuk mempertahankan kekuasaan sekali pun menyimpang dari kebenaran. Kala Galungan artinya memiliki nafsu ingin menang menggunakan segala cara tidak sesuai oleh peraturan maupun etika agama hindu. ketiga ada Kala Dungulan artinya semua nafsu agar dapat mengalahkan semua yang dikuasai oleh teman kita maupun orang lain.
Hari raya Galungan yang merupakan hari Pewedalan Jagat atau hari ulang tahunnya alam semesta. Oleh karena itu umat Hindu dihari raya Galungan mekukan serangkaian upacara, Hari Raya Tumpek Pengatag atau tumpek wariga dengan mempersembakan bubur dengan beragam warna, seperti bubur warna merah, putih , kuning, dan hijau. upacara hari raya galungan selanjutnya disebut dengan Sugihan Jawa yang di lakukan enam hari sebelum hari raya Galungan. disaat lima hari sebelum pelaksanaan hari raya galungan di lakukannya upacara yaitu Sugihan Bali yang memiliki arti menyucikan diri bagi umat hindu baik itu jiwa ataupun raga. Tiga hari sebelum hari raya Galungan yaitu pada Pahing wuku Dungulan juga disebut dengan Hari Penyekeban.
Pada hari raya galungan tepatnya dua hari sebelumnya, dalam upacara Penyajaan, dimana umat Hindu harus yakin didalam memantapkan diri untuk melaksanakan upacara di saat hari raya galungan. mempersembahkan banten dan sesuai dengan peruntukannya yang ditujukan sebagai ungkapan perasaan sujud, bakti, dan rasa kagum
Pada saat pandemic covid-19 mewabah di seluruh dunia dan masuk kewilayah pulau yang telah diberkati oleh Dewa dan Dewi ini. Berbagai peraturan diterapkan pemerintah untuk memutus rantai penyebaran virus yang disebut dengan COVID-19 ini. Berbagai peraturan dibuat bahkan tentang bagaimana pelaksanaan ibadah yang sangat diperketat. Di sayangkan sekali adanya wabah virus corona ini Membuat masyarakat bali tidak dapat menyambut hari raya galungan seperti saat tahun-tahun sebelumnya, virus corona sendiri adalah penyakit yang berbahaya yang dapat menular yang dapat menimbulkan gejala utama berupa gangguan pernapasan, infeksi paru-paru yang dapat menyebabkan kematian.
Untuk melaksanakan upacara yadnya di saat hari raya galungan yang ditujukan kepada Ida Shang Hyang Widhi tentunya umat Hindu harus dapat menyesuaikan diri dan tidak hanya mengutamakan pemenuhan dan keinginan melakukan upacara seperti masa normal. Mari sama pahami bahwa nilai upacara tersebut bukan hanya ditentukan oleh besar kecilnya upacara atau persembahan yang diberikan namunyang perlu ditekankan bahwa Nilai Yadnya sangat ditentukan pada tingkat sraddha atau keyakinan, kemudian, kunci keberhasilan upacara tersebut ialah ketulusikhlasan dari umat hindu yang beryadnya, dan jauh dari sikap pamer.
Sehingga perayaan hari raya galungan dilakukan dengan sederhana, namun tetap berdasarkan atas ketentuan susastra weda baik Sruti, Smerti, maupun Nibandhasastra. Yang sangat penting diperhatikan dalam pelaksanaan ritual Yadnya adalah keseimbangan antara unsur Tri Kerangka Dasar Agama Hindu, yaitu antara Tattva, Susila, dan Acara. Jadi upacara pada hari raya galungan harus memiliki aspek Tattva yang artinya mengandung nilai filosofis, dipersembahkan secara etis, dan rasa bhakti yang tulus yang merupakan aspek Susila. Percayalah bahwa ida Hyang Widhi Wasa tidak akan membeda-bedakan diantara persembahan ritual yang mewah megah dan persembahan yang sederhana.
Di media sosial banyak kita temui masih banyak anggota masyarakat yang abai terhadap protokol kesehatan, baik dalam kegiatan sehari-hari ataupun pada saat beribadah, terutama terkait upacara Yadnya. Kecerobohon ini akan dapat membuat adanya klaster baru, yang bisa menyebabkan adanya kasus baru ini tidak hanya membahayakan diri sendiri, namun juga dapat membahayakan orang yang berada di dekat kita. Melaksanakan upacara mungkin bukan lah sebuah perintah agama tetapi merupakan suatu wujud pengamalan sraddha atau keyakinan. Upacara Yadnya juga sebagai wujud dari bhakti umat Hindu kepada Sang Maha Pencipta. Kegiatan upacaraYadnya pada saat hari raya galungan sangatlah beragam sesuai tradisi atau budaya keagamaan yang berkembang dan dianut komunitas masyarakat.
Di Dalam pelaksanaan upacara yadnya pada saat hari raya galungan ini umat hindu di bali tetap melaksanakan yadnya dengan catatan tetap mematuhi protocol Kesehatan. Bahwa pada saat covid 19 ini kita masih berdampingan Bersama virus, maka jangan pernah melanggar peraturan Walaupun telah dinyatakan saat ini era new normal, namun kondisi Pandemi Covid-19 belum normal, masih terdapat penularan dan penyebaran, sehingga kepada seluruh Umat Hindu yang ada di Bali diwajib tetap melaksanakan Protokol Kesehatan
Pelaksanaan upacara yadnya pada saat hari raya galungan di kabupaten jembrana sendiri tetap melaksanakan upacara seperti biasa namun dengan ketentuan seperti:
- Tetap menggunakan masker pada saat bersembahyang di pura atau pun tempat persembahyangan lainnya,
- Jika terdapat masyarakat yang tidak memakai masker petugas tersebut akan memberikan edukasi terhadap masayarakat tersebut dan memberikan masker kepada masyarakat yang lupa menggunakan masker
- Mencuci tangan dengan sabun sebelum memasuki area pura
- Memakai hand sanitizer yang tersedia dipura
- Petugas menemprotkan area pura dengan mengunakan cairan disinfektan
- Petugas mengatur dan menempelkan jarak untuk umat dindu yang pergi kepura
- Petugas membatasi maksimal 30 orang untuk bersembahyang atau bergiliran dari pagi dan sore