Lihat ke Halaman Asli

Surat Terbuka (lagi) untuk Anggun C. Sasmi

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

To Anggun C. Sasmi



Hai Mbak Anggun. Entah Mbak Anggun membaca dan menanggapi atau tidak surat saya sebelumnya, tapi saya ingin bertukar pendapat lagi dengan mbak Anggun. Belakangan ini ada kontroversi tentang opini anda mengenai hukuman mati yang kebanyakan datang dari hujatan netizen di social network dan anda tau kenapa itu terjaid? Ini penjelasan saya.

Saya adalah seorang anak dari orangtua saya, seorang istri dari suami saya, seorang kakak dari adik saya, seorang teman dari rekan2 saya dan seorang (calon) Ibu dari (calon) anak saya. Seseorang yang sangat mencintai keluarga, saudara, dan teman2nya layaknya semua orang di Indonesia. Dan tentunya saya dan kami semua menolak, berperang dan membenci Narkoba juga semua pihak yang membantu membuat atau menjualnya.Seperti yang anda katakan bahwa Narkoba adalah musuh manusia yang menghancurkan hidup dan memecahkan keluarga, (saya tambahkan) saudara serta sahabat. Seperti yang anda katakan juga bahwa Narkoba memperkayai mafia juga orang yang gemar korupsi dibelakang kepedihan orang-orang kecil.Tentu saja saya, anda dan kita semua diseluruh dunia berdiri di sisi korban. Mereka yang membuat dan menjual racun Narkoba harus di adili dan harus diberi hukuman yang seberat-beratnya di penjara (termasuk hukam mati karena hukuman mati adalah hukuman yang PALING BERAT saat ini). Tapi jika anda punya solusi lain untuk memberikan hukuman yang paling berat di penjara silahkan diajukan ke pemerintah Indonesia. Dengan catatan anda menjamin bahwa terpidana tersebut tidak akan mengedarkan narkoba didalam penjara. Apa anda bisa? Saya yakin anda juga akan berfikir kembali.

Anda mengatakan bahwa anda seorang pembela “HAK ASASI MANUSIA” yang bekerja sama dengan PBB sbg Goodwill Ambassador. Tapi pertanyaan besarnya adalah kenapa anda baru menyatakan hal ini saat warga negara Perancis dapat hukuman mati di Indonesia? Kemana anda dulu saat warga negara Indonesia di hukum mati di negara lain? KEMANA mba Anggun? Kalau anda percaya bahwa kita tidak bisa membasmi kriminalitas dengan membunuh orang-orang yang terlibat dalam kejahatan, bagaimana dengan warga negara Indonesia yang sudah dan akan dihukum mati di negara lain? Apa anda & termasuk PBB ikut membela mereka?

Saya mengutip ucapan Wakil Ketua DPR RI, Bapak Fahri Hamzah : “banyak WNI dihukum mati di negara kuat seperti Arab Saudi, namun negara-negara barat yang banyak tergabung di PBB takut mengadvokasi. Di sisi lain, PBB hanya diam ketika melihat ribuan politisi, wartawan dan aktivis politik Mesir di hukum mati karena hanya berbeda pendapat. Mana perlindungan dan sikap politik PBB? karena mereka diam ketika menyangkut kepentingannya sendiri. PBB dan negara lain jangan mengajari bangsa Indonesia soal kemanusiaan dan keadilan karena pada hakikatnya mereka tidak adil.”

Itulah yang saya maksud Mbak Anggun. Ketika anda jadi orang paling terdepan untuk membela warga negara Perancis yang akan dihukum mati, tapi kenapa anda tidak bersikap demikian dengan warga negara Indonesia yang telah dan akan dihukum mati? Sangat disayangkan.

Mbak Anggun, memang hanya ALLAH SWT yang punya hak atas hidup dan mati manusia, tapi ALLAH juga menciptakan manusia agar senantiasa menjaga hidupnya bukan malah merusak hidupnya apalagi hidup oranglain. Tapi Inilah salah satu hakikat kematian sebagaimana digariskan oleh Allah Swt. di dalam Al-Qur`an,

“… Katakanlah, ‘Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu ke luar (juga) ke tempat mereka terbunuh’. Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati”

(QS Ali Imran: 154).

Dalam ayat tersebut menjelaskan bahwa kematian merupakan takdir yang telah ditetapkan oleh Allah. Tak seorang pun mampu menghindari pertemuan dengan sang maut. Ketakutan dan kekhawatiran akan datangnya kematian, tak akan dapat menyelamatkan seseorang dari takdir Allah yang satu ini. Semua orang pasti akan mati, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. untuknya. Akan tetapi, cara kematian manusia berbeda-beda, di antara mereka ada yang menemui kematiannya di medan jihad sebagaisyuhada. Tapi, tak sedikit pula yang meninggal dengan cara yang tragis termasuk meninggal dengan cara dihukum mati. Jadi, apakah Mbak Anggun masih ragu dengan ketetapan ALLAH SWT tersebut??

Semoga bukan hanya hati anda yang tersentuh setelah membaca surat Ibu Ephie Craze, tetapi sikap & pikiran anda juga terbuka untuk memberikan proyek bantuan kepada SEMUA keluarga dari korban narkoba (tanpa terkecuali).

Saya berada di posisi yang sama seperti semua anak, semua istri, semua saudara, semua teman yang akan selalu berada disisi korban Narkoba. Dan saya juga ribuan orang Indonesia tetap mendukung hukuman mati karena itu adalah satu2nya hukuman terberat yang patut mereka terima. Tidak peduli seberapa anda terus menggencarkan serangan dan kecaman untuk bangsa kami hanya karna membela satu orang dan satu negara, tapi inilah kami INDONESIA.

Inilah hati kami bangsa dan rakyat Indoneisa yang berbicara. Semoga ALLAH melindungi kami bangsa Indonesia.

Ayu Utami – Seorang Anak Bangsa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline