Lihat ke Halaman Asli

ayu suryaningsih

Mahasiswa S3 Universitas Pendidikan Ganesha

Filsafat Pendidikan Pancasila di Era Digital Abad 21: Kajian Teoritis dan Praktis dalam Pembentukan Identitas Nasional

Diperbarui: 9 Desember 2024   09:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Filsafat pendidikan Pancasila memiliki peran sentral dalam sistem pendidikan Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa memberikan landasan filosofi yang mendalam bagi pendidikan di Indonesia. Di tengah kemajuan teknologi dan perubahan cepat yang terjadi di abad 21, terutama dengan hadirnya era digital, tantangan dalam membangun karakter bangsa semakin kompleks. Pengaruh media sosial, kemajuan teknologi informasi, dan arus globalisasi memberikan tantangan tersendiri dalam mempertahankan dan mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila di kalangan generasi muda.

Filsafat pendidikan Pancasila mengajarkan tentang nilai-nilai luhur seperti keadilan sosial, persatuan, demokrasi, dan ketuhanan yang harus menjadi pedoman hidup dalam berbagai aspek kehidupan. Namun, di era digital yang serba terbuka ini, bagaimana nilai-nilai tersebut dapat tetap relevan dan menjadi pondasi bagi pembentukan identitas nasional? Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana filsafat pendidikan Pancasila dapat diadaptasi dan diterapkan di era digital abad 21, serta bagaimana nilai-nilai tersebut berkontribusi dalam pembentukan identitas nasional Indonesia.

Teori Filsafat Pendidikan Pancasila

Filsafat pendidikan Pancasila berakar pada lima sila yang terkandung dalam Pancasila, yang meliputi:

  1. Ketuhanan Yang Maha Esa - Mengajarkan tentang pentingnya nilai religius dalam pendidikan, yang mengakui kebebasan beragama dan menghargai keberagaman.
  2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab - Mendorong pendidikan untuk menghargai martabat manusia, menghormati hak asasi, serta mengembangkan sifat saling menghormati antar individu.
  3. Persatuan Indonesia - Memupuk rasa cinta tanah air, nasionalisme, dan semangat kebersamaan dalam keragaman budaya yang ada di Indonesia.
  4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan - Mengajarkan tentang pentingnya demokrasi, partisipasi, serta keadilan dalam pengambilan keputusan.
  5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia - Berfokus pada pemerataan kesejahteraan, keadilan sosial, dan penanggulangan ketimpangan.

Filsafat pendidikan Pancasila memandang pendidikan sebagai sarana untuk membentuk karakter individu dan masyarakat yang berlandaskan pada nilai-nilai tersebut. Di era digital, pengajaran dan pembelajaran harus diorientasikan untuk membangun karakter yang tidak hanya berpijak pada nilai-nilai universal, tetapi juga mengembangkan wawasan global tanpa melupakan akar budaya bangsa.

Tantangan Pendidikan Pancasila di Era Digital Abad 21

Di era digital abad 21, perkembangan teknologi informasi mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan, termasuk dalam dunia pendidikan. Arus informasi yang sangat cepat melalui media sosial dan internet menciptakan tantangan baru dalam penguatan nilai-nilai Pancasila. Beberapa tantangan yang dihadapi dalam konteks ini adalah:

  1. Kehilangan Kontrol atas Informasi: Di dunia digital, setiap individu memiliki akses yang luas terhadap informasi dari seluruh dunia, baik yang positif maupun negatif. Hal ini dapat mengaburkan nilai-nilai Pancasila, yang seharusnya menjadi acuan dalam kehidupan berbangsa.
  2. Penyebaran Konten Negatif: Media sosial dan platform digital seringkali menjadi sarana penyebaran konten yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila, seperti hoaks, ujaran kebencian, atau bahkan konten radikal yang dapat merusak persatuan dan keharmonisan sosial.
  3. Individualisme Digital: Di era digital, kecenderungan untuk menonjolkan ego dan kepentingan pribadi semakin meningkat. Ini bertentangan dengan nilai gotong royong, demokrasi, dan kerjasama yang diajarkan dalam Pancasila.
  4. Ketergantungan pada Teknologi: Kecanduan terhadap teknologi dan media sosial dapat mengalihkan perhatian generasi muda dari nilai-nilai tradisional yang terkandung dalam Pancasila, serta melemahkan ikatan sosial dan budaya.

Strategi Implementasi Filsafat Pendidikan Pancasila di Era Digital

Meskipun tantangan yang ada cukup besar, penerapan filsafat pendidikan Pancasila di era digital tetap mungkin dilakukan dengan pendekatan yang inovatif. Beberapa strategi yang dapat dilakukan antara lain:

  1. Pendidikan Digital Berbasis Pancasila: Pendidikan yang mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam kurikulum digital. Misalnya, melalui pengajaran tentang etika digital, penghormatan terhadap kebebasan beragama, serta pentingnya solidaritas sosial dan keadilan melalui platform digital.
  2. Penggunaan Media Sosial untuk Penyebaran Nilai Pancasila: Dengan mengoptimalkan media sosial sebagai sarana edukasi, nilai-nilai Pancasila dapat disebarkan dengan cara yang menarik dan mudah diakses oleh generasi muda. Kampanye digital yang mengedukasi tentang pentingnya toleransi, persatuan, dan keadilan sosial dapat dilakukan melalui konten yang kreatif.
  3. Pemberdayaan Literasi Digital: Meningkatkan literasi digital di kalangan pelajar dan masyarakat umum agar mereka mampu menyaring informasi yang diterima dan menghindari konten yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Program pelatihan untuk guru, orang tua, dan siswa tentang cara menggunakan teknologi dengan bijak dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif digitalisasi.
  4. Pendidikan Karakter melalui Platform Digital: Menggunakan platform digital untuk mengajarkan nilai-nilai karakter yang terkandung dalam Pancasila, seperti rasa nasionalisme, cinta tanah air, dan saling menghormati antar sesama. Penggunaan permainan edukatif atau aplikasi berbasis Pancasila dapat membuat proses belajar lebih menarik.

Praktik Filsafat Pendidikan Pancasila dalam Pembentukan Identitas Nasional

Pembentukan identitas nasional Indonesia melalui filsafat pendidikan Pancasila sangat penting untuk memperkuat rasa kebangsaan, cinta tanah air, dan toleransi dalam masyarakat yang majemuk. Di era digital, identitas nasional dapat dibentuk melalui beberapa langkah praktis, antara lain:

  1. Pemanfaatan Teknologi untuk Memperkenalkan Keberagaman Budaya: Menggunakan media digital untuk memperkenalkan keberagaman budaya Indonesia kepada generasi muda. Video, film dokumenter, dan aplikasi berbasis budaya dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kekayaan budaya bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan.
  2. Pendidikan Nilai-Nilai Kebangsaan di Platform Digital: Kampanye melalui platform digital yang mengajak generasi muda untuk bangga menjadi bagian dari Indonesia dan menjaga persatuan dalam keberagaman. Hal ini penting untuk mengurangi polarisasi dan memperkuat rasa kebangsaan di tengah dunia maya yang penuh dengan informasi yang membingungkan.
  3. Mengintegrasikan Pancasila dalam Pembelajaran Daring: Menggunakan teknologi pembelajaran daring untuk mengajarkan nilai-nilai Pancasila secara lebih fleksibel, dengan memanfaatkan video pembelajaran, modul online, dan forum diskusi yang berbasis pada prinsip-prinsip demokrasi dan keadilan.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline