Jika ditanya hadiah apa yang paling indah yang pernah diberikan oleh ibuku. Mungkin awalnya aku akan menjawab begitu banyak hal, karena semua hadiah itu sangat berkesan, berharga dan sangat manis dalam ingatanku.
Dulu saat aku masih menjadi mahasiswa dan mulai serius menekuni dunia tulis-menulis, karena dari zaman SMA aku memang suka menulis dan ingin menjadikannya sebagai profesiku. Pada waktu itu, aku menulis hanya bermodal ide, pena dan kertas. Jika lembaran-lembaran kertasku sudah penuh dan aku telah menyelesaikan tulisan. Biasanya, aku akan nongkrongberjam-jam di warnet hanya untuk mengetik naskah saja. Sebenarnya, aku bisa saja tempah sama tukang ketik, tetapi, menurutku saat proses mengetik itu lah terkadang aku bisa sambil meng-edit naskah juga.
Aku juga sempat magang menjadi reporter tamu di sebuah harian surat kabar lokal di kotaku, Medan. Saat itu aku sering pulang malam, karena setelah selesai mengumpulkan bahan aku langsung pergi ke rumah temanku meminjam komputernya untuk mengetik demi mengejar deadline. Bahkan kakak kelasku berbaik hati mau menginapkan laptop-nya satu malam di rumahku.
Ibuku yang melihat betapa serius dan bekerja kerasnya aku melakukan apa yang paling kusuka. Akhirnya, ibu membelikan aku laptop agar aku tidak terlalu sering pulang malam. Padahal pada saat itu, laptop termasuk barang langka yang dimiliki orang dan tentu saja harganya cukup mahal. Aku sungguh sangat bahagia dan bersyukur. Bukan kah itu tandanya ibuku mendukung impianku?
Lagipula selain untuk menulis, laptop juga lebih mempermudahkan aku menyelesaikan tugas-tugas kuliah bahkan menemaniku menulis skripsi. Jujur saja, laptop itu menjadi barang yang sangat berharga bagiku. Pertama karena itu adalah pemberian ibuku. Kedua karena laptop itu telah menemani segala kegiatan yang aku suka sampai sekarang. Aku bisa betah berjam-jam berada di depan layar laptop. Selain untuk menulis dan menyalurkan bakatku. Aku juga bisa menonton drama-drama korea dan mendengar lagu kpop kesukaanku.
Lalu, saat aku terbangun di pagi hari, ada sebuah kado dan sepucuk puisi yang terletak di atas meja samping tempat tidurku. Namun, yang membuat air mataku luruh dari kedua sudut mata adalah isi dari puisi itu sendiri. Dan yang paling membuatku terharu karena puisi itu ditulis oleh ibuku sendiri. Sedangkan bagiku, puisi adalah sebuah doa yang tertulis. Aku yakin apa yang kita tulis, diam- diam Tuhan akan mengabulkannya. Sampai sekarang pun puisi itu tetap tersimpan rapi di dalam buku harianku.
Sebenarnya jika dirunut, hal yang paling sederhana dan kecil pun adalah hadiah terindah dari ibu. Mulai dari ucapannya yang terkandung nasihat dan dukungan, masakannya yang setiap hari kulahap, tangannya yang selalu kucium setiap kali pergi kerja serta pelukkannya yang begitu terasa hangat nan menenangkan. Aku rasa sangat banyak sampai tidak bisa kulukiskan dengan kata-kata.
Jujur, ibuku adalah segala sumber energi positif untuk membuatku kuat menghadapi apa pun. Jadi, intinya jika ditanya lagi hadiah terindah apa yang pernah diberikan ibuku, maka aku akan menjawabnya dengan lantang "Hadiah terindah dari ibuku adalah menjadi ibunya aku!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H