Lihat ke Halaman Asli

Ayu Sri surya ningsih sihite

Everything has beauty but not everyone can see

Berhati-hatilah Ketika Sedang Berbasa-basi

Diperbarui: 31 Maret 2021   13:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Ingatlah untuk selalu bersopan santun di setiap pertemuan dengan orang lain. Karena ucapan yang engkau anggap biasa, ringan ataupun sepele, bisa terasa perih dihati orang lain. Maka baiklah kita kembali merangkum bahasa kasih yang hasilnya tak pernah perih."

Kutipan tersebut saya buat sendiri, ketika saya merasakan sebuah hal yang tidak nyaman dalam sebuah pertemuan. Namun saya tidak mengindikasikan bahwa saya adalah seorang yang baper. Tetapi saya bisa pastikan bahwa porsi dari penerimaan kata atau perbincangan dari orang lain itu sangatlah berbeda di setiap orang. Oleh karena itu dirasa bahasan ini dirasakan oleh beberapa orang dan menjadi bahasan yang penting.

Komunikasi, perbincangan, dan pertemuan adalah hal yang sangat penting bagi sebagian orang. Ketiga hal tersebut dapat kita kategorikan dengan bahasa "basa dan basi". Ketiga hal tersebut dikatakan juga penting karena, bahkan sampai ada istilah "reunian" dalam masyarakat kita. Dimana kata itu dibangun karena adanya sebuah keinginan ataupun kerinduan untuk bertemu ataupun berbincang. Saat pertemuan dan perbincangan dilakukan, mungkin seringkali kita mendengar pertanyaan yang dilontarkan beberapa orang, bisa jadi satu orang ataupun lebih.

Pertayaan itu tentunya berupa basa dan basi. Ada basa dan basi hal yang berat, ada pula yang ringan. Contoh dari basa basi itu misalnya ada seseorang yang bertanya : eh, kamu gendutan ya? Eh kamu makin hitam ya kulitnya. Mungkin basa basi tersebut biasa, namun tahukah kita seringkali hal yang kita anggap biasa berpotensi perih di hati orang lain. 

Kita tidak tahu kondisi apa, situasi yang bagaimana yang telah menimpa seseorang yang kita tanyakan tersebut. Apakah dia sedang mengalami kesusahan ataupun tidak, sungguh kita berpotensi tidak tahu itu. Lalu bagaimana bisa kita berani dengan lantang mengucapkan basa dan basi yang barangkali bisa menyakiti orang lain?

Memang membangun komunikasi itu penting. Maka perlulah kita juga membangun basa dan basi yang penting juga. Dirasa mengenai fisik, dsb adalah hal yang cukup privasi. Dan tidak perlu diumbar. Kecuali jika seseorang tersebut terlebih dahulu bertanya kepada kita mengenai hal hal yang ia butuhkan penjelasannya. Tentu dalam hal ini pemilihan kata sangatlah dibutuhkan. 

Karena dalam masyarakat kita, mungkin terdapat sebuah kasus, dimana ada sekelompok orang yang berteman sudah sangat lama, tetapi tiba tiba mereka bisa bermusuhan hanya karena satu ucapan kata atau kalimat saja. Sehingga dapat dikatakan jika kita tidak berhati hati dengan omongan kita, maka silaturahmi kita berpotensi juga akan hancur.

Pembahasan ini dirasa cukup ringan, namun cukup berat untuk melakukannya. Di zaman ini juga dirasa terdapat beberapa orang yang sengaja menggunakan konteks "bercanda" sebagai cara untuk menghina satu sama lain. Bercandaan tersebut dibungkus halus, rapat dan dimanipulasikan membentuk sebuah candaan. Maka sudah waktunyalah kita kembali membungkus pertemuan, perbincangan kita dengan kasih bukan dengan kalimat yang berpotensi menyakiti orang lain. Mengapa saya katakan kembali? Karena dirasa saat ini formalitas dalam berbicara sudah sukar ditemukan. Semuanya sudah mulai kompromi dengan basa dan basi yang kurang perlu. Maka mari kita wujudkan kembali basa dan basi dengan dibungkus kasih sesama manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline