Lihat ke Halaman Asli

Ayu SittaDamayanti

Seorang ibu rumah tangga jebolan ilmu hukum, pecinta sastra dan parenting

Murah di Negeri Penuh Janji

Diperbarui: 21 Oktober 2024   12:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sumber: Dokpri, Made by Canva)

Di negeri janji, Murah berdiri,
Senyum merekah, selayaknya mentari,
"Kita tak butuh banyak, cukup sejumput mimpi,
Semua bisa murah, asal tahu cara mematri."

Ia bicara pada Menteri Kesehatan,
"Obat mahal? Minum air, itu pilihan,
Sakit demam? Istirahat saja tenang,
Murah, murah, hidup jadi ringan."

Lalu ia temui sang Menteri Pendidikan,
"Buku tebal itu membuang anggaran,
Cukup satu lembar, esensinya kan tetap bertahan,
Murah itu cerdas, hemat, dan menawan."

Tak lupa ia sapa sang Menteri Transportasi,
"Bus? Setengah saja, selebihnya kaki,
Murah bukan berarti sengsara, kawan,
Jalan kaki sehat, hidup lebih aman."

Namun rakyat mulai gelisah, bertanya,
Di mana janji murah hati itu nyata?
Sakit tak terobati, sekolah tak lagi cerdas,
Hidup jadi murah, tapi serasa terempas.

Dan Presiden, dengan kemurahan hati,
Melihat jauh ke dalam negeri,
"Murah itu tak berarti hampa,
Harapanku tak sesederhana kata."

Murah tetap tersenyum dalam sunyi,
Meninggalkan janji di balik mimpi,
Di negeri yang terus berharap lebih,
Kata murah pun perlahan tersisih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline