Lihat ke Halaman Asli

Ayu SittaDamayanti

Seorang ibu rumah tangga jebolan ilmu hukum, pecinta sastra dan parenting

Mendorong Keberlanjutan dan Daya Saing Produk Hutan ASEAN melalui AWGFPD

Diperbarui: 11 Juli 2024   09:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Dok.Pri)

Kerja sama di bidang kehutanan menjadi salah satu prioritas dalam agenda ASEAN sejak tahun 1993. Pengelolaan hutan lestari dan pengembangan produk hutan yang efektif menjadi pilar penting dalam memastikan keberlanjutan sumber daya alam dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang bergantung pada hutan. Salah satu entitas utama yang memimpin upaya ini adalah ASEAN Working Group on Forest Products Development  (AWG-FPD), yang telah menjadi katalisator dalam memperkuat sektor kehutanan di ASEAN.

Sejarah dan Tujuan AWG-FPD

AWG-FPD dibentuk pada tahun 1998 dengan tujuan memberikan rekomendasi spesifik dan analisis kebijakan terkait perdagangan produk hutan dan pengembangannya. Tujuan utama dari kelompok kerja ini adalah untuk meningkatkan daya saing produk hutan ASEAN di pasar internasional, melalui penyelarasan standar nasional dengan standar internasional, dan mendorong perdagangan produk hutan secara berkelanjutan baik dalam ASEAN maupun dengan negara di luar ASEAN.

Agenda dan Aktivitas Terbaru

1. Sertifikasi dan Legalitas Kayu

Dalam rencana pertemuan Ke-27 AWG-FPD yang akan diadakan pada 15-16 Juli 2024 di Bogor - Indonesia, salah satu agenda utamanya adalah membahas perkembangan terkait Kriteria dan Indikator ASEAN (C&I) untuk legalitas kayu dan sertifikasi pengelolaan hutan. Hal ini mencakup implementasi sistem sertifikasi dan jaminan legalitas kayu yang bertujuan untuk memastikan bahwa kayu yang diekspor dari ASEAN memenuhi standar legalitas dan keberlanjutan internasional.

2. Pengembangan Tanaman Obat dan Herbal

Pada sesi ini, laporan kemajuan negara terkait pengembangan tanaman obat dan herbal juga akan dibahas. Diskusi mencakup topik-topik seperti penelitian dan pengembangan (R&D), produksi, pemasaran, keterlibatan sektor swasta, serta inisiatif konservasi. Malaysia, sebagai salah satu anggota, menurut rencana, akan mengemukakan pertukaran basis data tentang tanaman obat dan herbal ASEAN yang diharapkan dapat menjadi referensi dalam pengembangan produk berbasis tanaman obat di wilayah ASEAN.

3. Produk Hutan Non-Kayu (NTFP)

Agenda lainnya adalah pembaruan mengenai pengembangan dan perdagangan produk hutan non-kayu (NTFP). Diskusi difokuskan pada potensi produk-produk seperti getah, resin, madu hutan, dan berbagai produk lainnya yang tidak hanya memiliki nilai ekonomis tinggi tetapi juga memberikan alternatif sumber pendapatan bagi masyarakat yang bergantung pada hutan.

4. Harmonisasi Standar Nasional dan Protokol Pengujian

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline