Sebelumnya dalam artikel sy yang lain sy pernah membuat judul yg hmpir sama walaupun sedikit berbeda kalau sebelumnya tentang "Kasai Bisa" sekarang tentang "Resep Sehat Wanita Dayak".
Bicara tentang tanah kelahiran sy ada bgitu banyak sekali kearifan lokal dari alam yg bisa dijadikan obat untuk berbagai hal. Tentu saja ini sesuai dengan penggunaannya masing-masing.
Saya sebetulnya pernah mencoba beberapa resep tersebut sebelumnya sesudah pasca melahirkan baik dari anak saya yang pertama hingga anak sy yg ketiga. Hal yg saya rasakan langsung yaitu tubuh terasa lebih fit dan sehat dan tentu saja beberapa tanaman ini dipercayai bisa menghindarkan kaum ibu dari efek samping melahirkan seperti pendarahan dll.
Hal ini tentu saja sy sampaikan ke teman dan keluarga sy lainnya yg belum pernah mencobanya secara lisan saja tanpa ada bukti fisiknya. Sampai suatu ketika sy dan beberapa orang siswa sy kemudian terlibat dalam suatu penelitian ilmiah.
Penelitian kami tentu saja berdasarkan berbagai sumber dan metode baik tehnik wawancara, angket maupun uji lab untuk mengetahui kandungan tanaman tersebut. Penyebaran datanya juga secara acak ke beberapa narasumber bahkan keluarga sy pun jd bagian dari penelitian kami.
Adapun beberapa tanaman tersebut adalah sebagai berikut :
1.Akar dan Daun Ulin
Tanaman ini dalam bahasa latinnya dikenal dengan nama Eusideroxylon Zwageri atau dalam bahasa lokalnya dikenal dengan nama Tabalien. Ulin memerlukan waktu yang lama untuk bertumbuh dan setiap 5 tahun sekali bakal bunganya akan berkembang dan tumbuh menjadi pohon ulin yang baru. Akar dan daun ulin dapat dimanfaatkan sebagai obat kuat baik bagi pria maupun wanita. Selain itu untuk mencegah tumbuhnya uban jika dilakukan untuk mengeramas rambut secara rutin. (lebih lanjut untuk membudidayakan Ulin bs ditanya langsung dengan Bpk. Herry Muliady Tuwan, beliau sdh pernah membudidayakan tanaman ini beberapa kali dan sukses. Sekarang beliau menjadi salah satu Mantir Adat di Kec. Pahandut).
2.Tabat Barito
Tabat Barito (Ficus deltoidea) merupakan tanaman obat yang sangat berkhasiat dari daerah Kalimantan Tengah. Masyarakat suku Dayak pedalaman khususnya suku Dayak Ngaju memanfaatkan daun Tabat Barito sebagai bahan baku obat tradisional bagi ibu pasca melahirkan.
Tabat Barito dipercayai berkhasiat untuk sistem reproduksi perempuan terutama untuk merapatkan kembali bagian-bagian intim perempuan terutama pasca melahirkan.
3.Tawas Ot
Tawas Ot memiliki julukan hati merah dikarenakan warna dari Tawas Ot berwarna merah keunguan, memiliki bentuk seperti ubi jalar, dan bertekstur keras. Selain itu Tawas Ot juga memiliki kulit berwarna coklat pekat hingga coklat muda. Tanaman ini juga bagus untuk mengembalikan stamina seorang ibu pasca melahirkan karena kadar Calsiumnya yg ckup tinggi.
4.Henda Puti
Henda Puti dalam bahasa Indonesia adalah kunyit putih (Kaemfira rotundas L). Tanaman ini merupakan salah satu varietas tanaman kunyit. Tanaman ini dikenal karena khasiatnya yang berguna untuk memulihkan luka rahim sang ibu pasca melahirkan sehingga stamina dan kesehatan ibu cepat pulih dan kembali fit. Henda puti memiliki daun tipis, namun cukup panjang, berwarna hijau muda dengan tepian berwarna putih,berbatang semu dan memiliki rimpang berwarna putih pucat. Bagian henda puti yang digunakan sebagai obat adalah rimpangnya. Untuk mendapatkan khasiat dari tanaman ini, kita perlu mengkonsumsinya secara langsung, karena rimpangnya bisa dimakan tanpa diolah terlebih dahulu. Hasil penelitian kami jg menunjukkan bahwa tanaman ini sangat tinggi sekali kadar Calsium dan Natriumnya, jd sangat bagus bagi seorang ibu sesudah melahirkan mengkonsumsi-nya.
Dibawah ini ada gambar dari tanaman Henda Puti :
Itu adalah beberapa dari tanaman lokal yang tumbuh di Provinsi Kalimantan Tengah dan bisa digunakan sebagai obat alternatif bagi ibu pasca melahirkan. Cara mengkonsumsi-nya juga praktis yaitu bisa di seduh langsung dengan air panas atau pun direbus terlebih dahulu. Selain itu bisa dimakan langsung seperti umbi Henda Puti ini, tentu saja setelah dicuci dan dibersihkan dr tanah yg masih melekat di umbinya.
Semoga saja informasi ini bermanfaat bagi yg mau mencobanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H