Lihat ke Halaman Asli

Pengalaman Pertama dengan JNE

Diperbarui: 17 Juni 2015   18:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tak  kenal maka tak sayang", istilah ini tepat untuk mengatakan bagaimana awalnya aku mulai menggunakan pelayananmu. Biasanya aku selalu menggunakan layanan pos kilat khusus untuk kirim cepat atau pun jasa pengiriman pos lainnya.


Sebenarnya namamu tak asing bagiku cuma pelayananmu belum ku percayai sebelumnya, biarpun setiap menerima barang pesanan MLM dari tante ku pasti tulisan tercatat di atasnya JNE. Tapi aku tetap kukuh tidak mau menggunakan jasa layananmu sampai pertengahan tahun ini.


Semuanya berawal ketika siswa ku akan mengikuti lomba karya ilmiah tingkat pusat yang mana deadline lomba nya tanggal 30 Agustus yang lalu. Tapi, sampai akhir juli belum bisa dikirim juga naskah siswa saya, ada yang fotonya belum lengkap, daftar pustaka nya kacau, bahkan ada yang hasil uji lab nya baru bisa diambil tanggal 19 Agustus 2014.  Pikiran ku sempat kacau juga, karena tiap ketemu Kepala Sekolah, selalu ditanya bagaimana siswa kita yang ikut lomba bu? Atau sudah dikirim ya bu naskahnya? Begitu juga teman saya yang selalu bertanya hal yang sama, dan selalu saya jawab,  masih dalam proses penyelesaiannya dan teman saya cuma menambahkan kembali : Kirim secepatnya aza bu daripada terlambat, biarpun belum bagus dikirim saja biar kita sempat mengikuti lomba nya.


Akhirnya saya curhat sama suami mengenai masalah ini. Saran suami saya, "Coba lewat JNE saja bu, biasanya kantor saya selalu kirim dokumen melalui perusahaan pengiriman barang tersebut dan ada ganti rugi kalo barangnya hilang," begitu kata suami saya. Keesokan harinya saya bertanya dengan tentang JNE lagi dengan teman saya yang satu tim dalam  mendampingi siswa lomba tersebut. Beliau menyarankan hal sama juga bahkan katanya sempat dikirim lewat JNE biarpun waktu deadline lombanya sudah dekat. Paling-paling cuma Rp 25.000,00 untuk pengiriman dokumennya bu, begitu saran teman saya.


Mendengar saran dan nasihat teman dan suami saya, akhirnya saya memberanikan diri menggunakan jasa JNE pertama kali. Pengiriman pertama saya lakukan pada tanggal 4 Agustus 2014 yang lalu. Bahkan saya sempat melewati kantor JNE 2x sebelum akhirnya sampai ke kantor tersebut, gara-garanya saya tidak ada istirahat siang karena semalaman mengedit hasil ketikan dan susunan naskah siswa saya, belum lagi saya harus mengajar dan menjemput anak saya pulang sekolah.


Untunglah pengiriman pertama berjalan lancar dan biaya yang saya kirimkan cuma Rp. 21.000,00 saja untuk tujuan Jakarta bahkan saya sampai bertanya beberapa kali untuk memastikan bahwa paket yang saya kirim hari ini bisa sampai ke Jakarta hari ini atau besok harinya. "Nanti malam sudah sampai di Jakarta kiriman ibu," kata pegawai JNE dengan penuh pasti (pikir saya memang si pegawainya yang punya pesawat) . Akan tetapi, beban saya mulai berkurang dan bisa bernapas dengan lega sedikit. Tinggal satu naskah lagi belum dikirim, mudah-mudahan tanggal 20 bisa dikirim kata saya dalam hati.


Untung tak bisa diraih,  yang maunya tanggal 20 Agustus dikirim eh molor jadi tanggal 23 Agustus, itupun sudah hampir jam 4 waktu kita (saya dan siswa saya) tiba dikantor  tersebut. Bahkan ada pegawainya yang sudah beres-beres mejanya, cuma ada satu pegawai yang masih duduk dan menghadap komputernya. Jadi dialah yang melayani kita, biayanya tetap sama tapi seperti sebelumnya saya begitu understimate apakah paket yang saya kirimkan ini bisa diterima kantor yang di Jakarta pada hari seninnya, karena berhubung hari minggu besoknya kantor memang libur. Mbak yang manis tersebut cuma menjawab, "Malam ini sampai Jakarta bu tapi baru hari senin kami mengantar ke kantor tujuan paket ini bu," jawabnya. Saya masih ragu maka saya tanya lagi "Benar ya mbak paketnya hari ini sampai ke Jakarta?", dan mbaknya celingak celinguk mencari temannya, " Mas A.....(siapalah namanya kurang ingat alias LUPA) kapan ada pengiriman lagi?"


" Hari ini ada, nanti malam ke Jakartanya!" sahut temannya dari bawah meja (sibuk menyusun kotak, paket ataupun dokumen yang akan dikirimkan). "Baiklah, mbak saya kirim hari inim, tapi kalo paket saya sudah sampai,bagaimana cara saya mengetahuinya?"kataku masih penasaran. "Ibu coba cek saja di  www.jne.co.id yang ada tertulis di lembar resi ini bu!"sahutnya pasti.


Tanpa berpanjang lebar kukirimkan hasil naskah ilmiah siswaku lewat JNE kembali dengan disaksikan oleh siswa ku yang menjadi ketua timnya. Harap-harap cemas melanda ku selama berminggu-minggu kemudian, sampai nggak yah kiriman paketku. Tanpa terduga saya di telpon kepala sekolah saya hari jumat tanggal 3 Oktober 2014 sore harinya dan diminta menemui beliau hari sabtu besok di ruangannya, karena siswa saya ada yang lolos jadi finalis ke tingkat pusat.


Ternyata oh ternyata, siswa saya yang lolos tsb adalah dari tim yang terakhir saya kirimkan. Bahkan gara-gara hal itu saya promosikan JNE ke keluarga dan teman-teman terdekat saya dalam pengiriman apapun kecuali manusia dan hewan ternak, pastinya mereka lewat jalur lain. Akhir kata buat si JNE, 24 tahun kau berada di Indonesia dan melayani negeriku tapi baru beberapa bulan aku mengenalmu, ternyata sloganmu "Express Across Nation" memang terbukti ampuh memikat hatiku untuk mempercayakan dokumen-dokumen ku lainnya melalui jasa pengirimanmu.


"JNE singkat sekali sebutanmu tapi panjang sekali jangkauanmu."




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline