Lihat ke Halaman Asli

Ayu Shella

Udah sembuh belum, Yu? Belum, gilaku makin menjadi.

Membumikan Salawat di Tanah Aceh

Diperbarui: 19 Oktober 2021   09:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

12 Rabiul Awal  atau tepatnya 18 Oktober merupak hari kelahiran nabi Muhammad. Pada hari ini hampir semua umat muslim melakukan perayaan. Macam perayaannya pun sangat bervariasi.

Di Indonesia penyambutan ini bahkan dimasukan kedalam libur nasinonal. Walaupun pada tahun ini ada pergeseran hari libur, perayaan tetap saja dilakukan dengan sangat meriah. 

Setiap sudut pesantren/dayah akan mengumandangkan salawat. Mesjid-mesjid pun dipenuhi oleh warga untuk melihat pemuda dan anak-anak bersalawat.

Sebagai salah satu provinsi dengan penganut agama islam tebanyak, di Aceh terdapat perayaan maulid yang berbeda dengan provisi lain. Di Aceh, acara maulid dirayakan selama selama 3 bulan (bulan penghitungan orang Aceh) yaitu Rabiul Awal, Rabiul Tsani, dan Rabiul Akhir. Selama tiga bulan ini setiap kampung secara bergelirin untuk membuat acara salawatan masal bersama kampung kampung lain.

Pada malam 12 Arbiul Awal itu sendiri pun dirakan oleh setiap kampung. Masyarakat akan berkumpul di mesjid dengan mambawa bekal beruka nasi bungkus yang dibungkus dengan daun pisang (bu Kulah) berserta gulai dan air minum. 

Anak laki-laki dan pemuda akan melakukan Dike (selawat Nabi yang dilakukan dibarengi dengan gerakan) sedangkan yang perempuan naya akan menyaksikan sambil sesekali ikut berselawat.

Di akhir acara akan ada pembagian nasi yang sudah dikumpulkan dari setiap keluarga yang ada dimasyarakat. Bu Kulah tersebut ada yang dimakan di tempat ada juga yang diba pulang. Dibawa pulang pun itu kalau ada lebih.

Ini sekilas tentang perayaan yang ada dilingkungan orang Aceh. Setiap daerah memiliki keunikannya masing-masing. Adat dan budaya itu sangat indah dan beragam. Hargai ada kunci kerukunan. Semoga dengan Maulid Nabi ini umat muslim semakin kuat imannya.

Ini tardisi dilingkunganku, bagaimana dilingkungan kalian? Ayo jawab di kolom komentar. Ditunggu ya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline