Peserta didik adalah mitra bagi seorang pendidik di sekolah. Mereka merupakan benih-benih yang terlahir dengan bakat-bakat alamiah yang perlu pemupukan.
Sesuai dengan kodrat alam yang melatarbelakangi tumbuh kembang dan peningkatan potensi diri, mereka akan bertumbuh dengan sangat baik di lingkungan yang memfasilitasinya belajar dengan mengikuti kodrat zaman yang mendukung Merdeka Belajar.
Potensi setiap anak tentu berbeda-beda. Minat, profil, dan kesiapan belajarnya pun berbeda pula. Sejatinya, mereka akan mudah memahami pembelajaran yang disiapkan oleh pendidik yang memahami pembelajaran berdiferensiasi. Pendidik mengakomodir setiap peserta didik untuk memetik ilmu dengan cara yang mereka senangi.
Pembelajaran berdiferensiasi menjadi solusi pagi pemupukan benih-benih unggul Indonesia. Setiap murid akan terbantu untuk memahami pembelajaran jika mereka dipupuk dengan baik sesuai dengan kemampuannya.
Pembelajaran berdiferensiasi juga akan mempermudah para pendidik untuk memetakan peserta didik sesuai dengan minat dan bakatnya. Pemetaan ini dapat dibantu dengan proses coaching.
Coaching adalah proses kolaborasi bagi seorang coach untuk membimbing coachee menggali potensinya sebagai solusi dari permasalahan yang dihadapinya.
Menarik, bukan? Seorang coach tidak diperkenankan memberikan solusi dari sebuh masalah melainkan kerap memberi pertanyaan-pertanyaan dan umpan balik sehingga tercetuslah solusi permasalahan dari diri coachee itu sendiri.
Peserta didik dan rekan sejawat dapat menjadi coachee dalam hal ini. Tentu saja kita membutuhkan kemampuan yang mumpuni yaitu membangun komunikasi asertif.
Komunikasi ini membuat kita terbiasa mendengarkan dengan seksama, dengan kata lain sebagai pendengar aktif. Selanjutnya, adalah menyelaraskan emosi kita dengan coachee yang dihadapi serta menemukan kata kunci di setiap pernyataan yang disampaikan oleh coachee.
Keterampilan coaching dapat membantu pendidik dalam menjalankan pendidikan yang berpihak pada murid. Teknik coaching bagi seorang pendidik akan menggali potensi maupun hambatan yang dimiliki oleh peserta didiknya. Langkah mengaplikasikan teknik coaching adalah dengan metode TIRTA. Berikut langkah-langkahnya:
1. Tujuan utama, menentukan tujuan dari percakapan antara coach dan coachee.
2. Identifikasi, mengidentifikasi masalah dengan menggali potensi coachee.
3. Rencana Aksi, coachee akan membuat rencana aksi secara mandiri.
4. TAnggung jawab, coachee harus bertanggung jawab terhadap rencana aksi dan komitmen yang ia buat sebelumnya.