Lihat ke Halaman Asli

Ayu Setia Ningsih

Batam-Indonesia

Guru Indonesia Berperan, Bergerak, dan Berkarya

Diperbarui: 25 November 2021   21:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Freepik

25 November diperingati sebagai hari Guru Nasional. Momen yang sangat berharga bagi seluruh guru-guru di Indonesia. Hari ini, Indonesia memperingati jasa-jasa para pahlawan tanpa tanda jasa yang terdahulu dan kini. Gaungan hari Guru pun membuat hampir setiap insan juga akan merenungi masa sekolahnya dan mengenang kisah-kisah di dalamnya. Salah satu obyek dari kisah tersebut adalah guru.

Guru adalah profesi yang mulia. Pekerjaannya adalah pelurus generasi bangsa dan melestarikan kebudayaan. Tugas guru bukanlah menjejalkan pelajaran, guru harus menghidupkan pengetahuan. Tugas guru bukanlah pengukung pemikiran, guru membuka cakrawala berpikir para peserta didik agar mampu bernalar kritis. 

Tugas guru bagai petani, ketika mereka menanam benih jagung, guru hanya bisa menjaga benih tersebut tumbuh subur dengan memperhatikan kesuburan tanah dan potensi pendukung lainnya. Guru bukan bertugas untuk mengubah kodrat benih jagung untuk dapat tumbuh sebagai tanaman mangga.

Selaras dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara, tugas guru adalah sebagai among. Mereka mengayomi tanpa hak untuk menghakimi. Mereka mengasihi tanpa hak untuk mendriskriminasi. Mereka menyayangi tanpa hak untuk membenci. Oleh karena itu, dasar bergeraknya seorang guru adalah karakter diri yang positif dan niat tulus untuk mendidik generasi negeri ini.

Guru harus terbuka untuk memahami kodrat alam dan kodrat zaman untuk menunjang kegiatan pembelajaran yang merdeka serta menyenangkan karena ilmu bukan sekedar obyek hapalan. 

Mereka bukanlah kertas putih yang kosong, melainkan terlahir dengan kodrat tumbuh yang berbeda-beda. Kodrat anak selanjutnya adalah bermain, guru perlu menyusun pembelajaran yang kreatif sehingga peserta didik terkesan dan bersikap proaktif di dalam kelas. 

Guru jangan segan untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi. Kodrat zaman terus tumbuh dengan ragam teknologi canggih. Guru perlu untuk membuka diri dan mempelajari hal --hal baru demi mendukung penyampaian pembelajaran yang beradpatasi secara global.

Pembelajaran adalah tentang penanaman budi pekerti. Revolusi 4.0 menuntut insan Indonesia bergerak cepat untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi. Kemudahan mengakses teknologi ini akan berdampak pada perkembangan budi pekerti para peserta didik. Dalam hal ini, guru dapat berperan sebagai teladan bagi peserta didik. Mereka melihat dan mencontoh sosok pendidik bagi mereka.

Momentum Hari Guru Nasional dengan tema bergerak dengan hati, pulihkan pendidikan. Tema ini terasa menyentuh perasaan sekali. Situasi negara Indonesia yang masih berjuang untuk dapat segera pulih dari pandemi COVID-19  menuntut para guru untuk dapat bergerak dengan hati. 

Guru yang berjuang dengan hati akan tergerak untuk melakukan perubahan yang inovatif dan tepat guna. Berjuang untuk memotivasi para siswa dengan menyentuh hati peserta didik agar terus bersemangat menuntut ilmu bagaimana pun tantangan yang harus dihadapi hari ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline