Si Nurdin (bukan ketua PSSI) pergi ke tukang jahit sambil membawa tiga potong celana jeans yang ingin dia permak. Di atas kios tukang jahit itu tertulis besar-besar "TERIMA SEGALA MACAM JAHITAN. BISA DITUNGGU." Nurdin senang juga, karena berarti dia bisa segera memakai celana-celana kesukaannya itu.
Nurdin: "Sore, Bang, ini gue ada jahitan nih, bisa ditunggu kan?"
Penjahit: "Oh, oke. Bisa, Pak."
Nurdin (sambil mengacungkan jempol): "Siiip..."
Dengan wajah ceria, si Nurdin duduk di kursi yang ada.
Satu jam berlalu, dan ketiga celana yang ia bawa belum juga disentuh oleh sang penjahit. Nurdin mulai gelisah. Matanya berkali-kali melirik jam di dinding. Sang penjahit masih sibuk mengerjakan jahitan lainnya.
Nurdin (mulai tidak sabar): "Bang, kapan nih jahitan gue kelar?"
Penjahit (sambil tetap menjahit): "Ya, paling cepet besoklah, Pak. Lagi banyak kerjaan nih.. "
Nurdin: "Loh, katanya tadi bisa ditunggu? Gimana sih?!"
Penjahit: "Oh, Bapak mau menunggu?"
Nurdin: "Iya dong, tadi kan janjinya bisa ditunggu, makanya gue nongkrong di sini. Kalo gini namanya nggak sesuai iklannya dong?"