Lihat ke Halaman Asli

Tujuh Poin Untuk Gayus Tambunan

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saudara Gayus Tambunan, mencermati perkembangan kasus Anda di media massa, saya merasa perlu menyampaikan beberapa hal berikut:


1. Entah Anda itu nekad atau termasuk "newbie" alias orang baru dalam tindak kejahatan, tapi pengakuan-pengakuan yang Anda buat yang menyeret lingkaran kejahatan Anda dapat menyulitkan posisi Anda ke depan, percayalah. Di dalam pergaulan dunia hitam, dikenal istilah bahwa seekor anjing takkan menggigit tuannya sendiri. Semoga Anda sudah tahu tentang peribahasa itu sebelum "bernyanyi" di depan umum, karena sang tuan takkan segan-segan mematikan anjingnya yang dirasa membahayakan.


2. Kecuali Anda punya perlindungan yang lebih tinggi, semisal kerabat Presiden, maka saya hampir bisa pastikan bahwa hidup Anda (sekeluarga) berada dalam bahaya. Anda pasti tahu Anda sedang berurusan dengan "siapa" saat ini. Mungkin saat ini, mengingat masih banyaknya mata kamera yang menyoroti kasus Anda, mereka masih berdiam diri. Akan tetapi, akan ada waktunya ketika kamera-kamera itu menemukan objek baru yang lebih sensasional untuk pemberitaan mereka, dan di saat-saat seperti itulah, mereka akan mengambil tindakan terhadap Anda.


3. Paling tidak sampai saat ini saya mendata ada beberapa pihak yang bisa jadi sangat membenci Anda, terutama karena kesembronoan Anda dalam berbicara dan menyeret mereka ke dalam permasalahan Anda. Pertama, tentunya adalah para pemilik perusahaan-perusahaan yang Anda katakan sebagai "klien-klien" Anda, terutama yang diketahui berada di lokasi yang sama dengan Anda ketika di Bali. Berikutnya adalah kesatuan kepolisian yang merasa tercoreng namanya karena kasus plesiran Anda beberapa waktu yang lalu. Mulut "ember" Anda pun menyebutkan bahwa Anda bukanlah yang pertama, melainkan ada pula lima orang tahanan lain yang biasa keluar-masuk Ruang Tahanan seperti yang Anda lakukan.


4. Semoga Anda sudah mengukur kemampuan Anda, berapa lama Anda akan dipenjara dan berapa banyak biaya yang Anda butuhkan untuk membayar biaya "keamanan" selama Anda berada di dalam sana. Anda pasti sudah tahu, bahwa di balik jeruji, hanya uang yang berarti, bukan? Jangan sampai suatu waktu kelak Anda diberitakan meninggal "bunuh diri" atau terkena "serangan jantung" ketika di dalam sel penjara.


5. Lembaga Pemasyarakatan adalah tempat yang sama sekali berbeda dengan Rutan yang lebih "terbuka." Saya pernah hendak meliput sebuah Lembaga Pemasyarakatan, dan tidak diperbolehkan masuk begitu saja. Saya harus minta ijin Kakanwil Depkumham (sekarang Menkumham), dan baru diberikan ijin dua minggu kemudian! Itu artinya, ketika Anda melangkah masuk ke dalam penjara, Anda sedang menjauhi mata kamera dan mereka sedang bersiap menjauhi Anda. Bersiaplah untuk sebuah suasana tanpa pengawasan publik!


6. Memang, jika Anda pandai membawa diri, Anda bisa pula keluar-masuk dengan bebas, seberapa banyakpun yang Anda inginkan, dan dengan "tarif" yang lebih murah. Hukumlah yang memungkinkan hal-hal seperti itu, kecuali ada perintah Pengadilan bahwa Anda tidak diperbolehkan ijin "berobat" ke Rumah Sakit. Namun, Pengadilan hampir tak mungkin mengeluarkan perintah semacam itu, karena mendapatkan pengobatan adalah hak narapidana (tentunya dengan biaya sendiri). Bacalah kisah mantan Bupati Kendal yang menyatakan tak sanggup mengembalikan kerugian negara namun hampir tiap saat rawat inap di Rumah Sakit, yang biaya kamarnya saja 800 ribu Rupiah per hari! Lebih hebat lagi, Sang mantan Bupati itu pernah diberikan ijin menjenguk anaknya yang sedang sakit... di rumah!


7. Sebaliknya, jika Anda lalai membawa diri atau mengelola keuangan sehingga kehabisan uang sementara masih di dalam, bersiaplah, karena itu berarti hidup Anda sedang terancam. Di dalam, ada ratusan tangan (bahkan ribuan) yang bisa dipinjam para "korban" untuk "menyapa" Anda, entah berseragam maupun tidak.


Oleh karena itu, wahai Gayus, pikirkanlah baik-baik langkah apa yang akan kau buat ke depan. Saya sebagai masyarakat memang senang sekali dengan semua keborokan yang terkuak berkat manuver-manuver Anda, namun saya tak bisa menjanjikan imbalan apapun. Mungkin sekarang Anda sedang menghadapi berbagai pilihan yang sulit, namun saya percaya Anda akan memilih yang terbaik, bagi Anda maupun keluarga Anda. Apa yang saya sampaikan bisa Anda jadikan sebagai salah satu rujukan. Selamat berpikir!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline