Lihat ke Halaman Asli

Menyurati SBY dari Masa Depan

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

The Lake House (2006) / www.flixster.com

Pernahkan Anda menonton film yang berjudul "The Lake House?" Di situ diceritakan tentang seorang wanita dan pria yang tinggal di tempat yang sama namun dalam waktu yang berbeda, namun bisa saling berkomunikasi!

Bagaimana cara mereka berkomunikasi? Film yang dibintangi oleh Sandra Bullock dan Keanu Reeves tersebut memang agak "mistis-romantis," karena komunikasi mereka melalui surat-menyurat. Tiap kali menulis surat, mereka memasukkannya di kotak surat di depan rumah.

Tiap kali si pria yang tinggal di "masa lalu" menulis surat, maka si wanita akan mendapati surat tersebut di masa kini, di dalam kotak surat, demikian pula sebaliknya. Setelah beberapa saat berkirim surat, mereka mulai mendapati benih-benih cinta yang tumbuh. Dan, seperti film-film drama Hollywood, mereka akhirnya bisa bertatap muka.

Mirip seperti film itu, saya sering mengirim pesan dari masa depan ke masa lalu. Saya juga pernah beberapa kali mendapat pesan dari masa depan. Mungkin Anda menganggap saya mengada-ada, tapi memang itulah yang sesungguhnya terjadi!

Saya kadang berinteraksi dengan berbagai teman di seluruh dunia melalui program chat. Suatu kali saya menyapa teman yang tinggal di Kolombia. Saya tanyakan, jam berapakah di sana, dan ia menyebut "03.30," sementara itu di sini, jam sudah menunjukkan pukul 15.30--12 jam lebih cepat.

Dengan bercanda, saya katakan padanya bahwa saya sedang mengirimkan pesan kepadanya dari "masa depan," karena saya sudah menjalani 12 jam yang belum ia jalani. Ia pun tertawa. "Betul juga," katanya.

Nah, pengalaman yang kurang nyaman adalah ketika pagi-pagi pukul setengah empat, saya terbangun oleh suara SMS teman yang berada di Sulawesi. Di dalam SMS tersebut ia menyapa "selamat pagi!" Mimpi indah saya jadinya terpotong karena SMS dari "masa depan" tersebut.

Seandainya saya bisa menyurati masa lalu (tentunya bukan dalam hitungan jam), banyak yang ingin saya surati. Saya ingin menyurati SBY jelang Pemilu 2009, agar ia tak usah terbuai bualan penjilat-penjilatnya untuk mencalonkan ulang dalam Pilpres.

Saya mungkin juga ingin menyurati Ical agar tak usah membangun pengeboran di Porong atau di daerah-daerah yang rawan bencana, sehingga peristiwa banjir lumpur yang memilukan tersebut tak perlu terjadi.

Ah, kalau ditulis semua yang ingin saya surati, sepertinya daftarnya akan terus bertambah. Saya terpikir untuk menulis kepada Ariel, Luna Maya, dan Cut Tary. Saya terpikir untuk menyurati Gus Dur, Cak Nur, dan Romo Mangun.

Tak ketinggalan, saya juga akan menulis surat kepada keluarga dan kekasih saya, agar beberapa keputusan salah tidak terjadi. Tapi, mana ada yang percaya kalau saya menulis dari masa depan? Hmmm... mungkin, saya hanya bisa menulis di Kompasiana kalau begitu. Bagaimana dengan Anda? Salam kompasiana!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline