Pendidikan adalah salah satu kegiatan untuk memperbaiki citra baik pada diri manusia. Suatu proses untuk mengembangkan segala potensi yang ada di dalam nya. Berbagai macam cara dilakukan tenaga pendidik agar anak didik nya memahami pelajaran -- pelajaran yang akan disajikan nya. Terlebih lagi pada saat ini, kita memasuki zaman generasi alpha, yang notabene dicap sebagai generasi "Segalanya Menggunakan Teknologi Digital".
Tenaga pendidik harus lebih kreatif, inovatif agar mereka tidak suntuk, mau menerima pelajaran menggunakan metode manual. Karna kita tidak bisa menepiskan bahwa anak -- anak yang lahir setelah tahun 2010- hingga saat ini sudah mulai akrab dengan internet, gadget dsb.
Saya mencoba membuktikan dan mendatangi satu sekolah yang ada di Kabupaten Cirebon. Disana saya dikejutkan dengan anak -- anak yang meminta saya untuk mengabadikan photo mereka. "Kak, boleh tidak handphone nya dipinjam untuk selfie?". Ucap salah satu anak SD yang masih duduk di bangku kelas 2 SD. Saya pun menganggukan kepala dan mengatakan "Oke, ciss. Ayo gaya!" Mereka pun langsung mengangkat jari nya dengan berbeda -- beda gaya. Saya pun tersenyum sambal mengingat ketika saya masih berada di masa -- masa seperti mereka.
Ternyata masa SD saya dengan mereka sudah terpaut sangat lama, kurang lebih nya sudah 15 tahun lalu, saya masih seperti mereka dan pasti nya dengan keadaan yang sangat berbeda.
Pada saat itu, kami tidak mengenal apa itu gadget, handpone, selfie. Kami hanya mengetahui televisi sebagai hiburan, kami menyenangkan diri dengan berlari -- lari di lapangan, bermain petak umpet, layangan dan azan maghrib-lah sebagai patokan waktu kami untuk memberhentikan segala permainan atau aktivitas kami. Sangat berbeda dengan saat ini, meskipun ada beberapa orang tua yang masih mempertahankan prinsip bahwa segala aspek perkembangan kognitif ini dimulai ketika anak berada di bangku sekolah dasar atau bisa juga disebut sebagai masa keemasan nya seorang anak. Beberapa aspek nya adalah dimulai dari moral, bahasa, agama hingga fisik motorik dan sosial emosional nya.
Para orang tua tersebut beranggapan jika anak -- anak ini diartikan sebagai pohon yang sedang tumbuh, maka mereka harus memiliki akar yang atau biji yang baik, dengan segala perawatan dan proses yang baik. Karna semua nya akan mempengaruhi pohon yang akan tumbuh atau masa remaja mereka.
Memang sudah seyogyanya, jika semua nya akan sangat baik jika proses perkembangan anak -- anak ini tetap menggunakan stimulasi secara manual dengan segala dampak positif nya. Seperti tetap membatasi pemakaian gadget, tetap mendampingi dan mengawasi anak -- anak ketika bermain gadget, membiarkan anak -- anak bermain diluar rumah agar mereka mampu bersosialiasi dengan keadaan setempat. Karena setiap manusia akan memperoleh perkembangan social emosianal nya dari lingkungan yang ia tempati, dan dari hal tersebut bisa mengasah segala aspek yang sudah di jelaskan di atas.
Tenaga pendidik Kabupaten Cirebon pun berpendapat, "Mendidik generasi alpha ini memang tidak mudah, kita harus bijak dan tegas terhadap segala hal yang berbau tentang internet. Terutama kepada orang tua anak -- anak tersebut, kita semua harus melek literasi dan digital agar bisa dan menghadapi anak -- anak ini."
Sejalan dengan ini, kita semua sudah seharusnya mengikuti perkembangan era, mengambil sisi positif dan negative dari perubahan generasi dan era ini. Beberapa ada yang menyetujui dengan adanya perkenbangan teknologi ini, karena banyak sekali kemudahan dan hal praktis yang di sediakan.
Contoh nya, ketika anak sedang menangis. Sudah banyak orang tua yang menjadikan gadget ini untuk menjadi pengganti permainan atau agar anak ini kembali tenang. Dengan dalih -- dalih agar anak ini tenang, anak -- anak ini pun dibiarkan asik dengan menonton tayangan yang ada di salah satu platform nya yaitu youtube tanpa pengawasan orang tua. Selain itu, dengan adanya gadget ini membuat kita mudah untuk berkomunikasi jarak jauh.